Pertamina Geothermal: PLTP 105 MW Beroperasi 2016
Jakarta, (AntaraSumbar) - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menargetkan pengoperasian tiga unit pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan total daya 105 MW pada 2016.
Dirut PGE Irfan Zainuddin di Jakarta, Senin, mengatakan ketiga unit PLTP tersebut akan menambah kapasitas daya pembangkit dengan sumber energi bersih di Indonesia.
"Total ada 105 MW yang akan COD (commercial on date) pada tahun ini," ujarnya.
Direktur Operasi PGE Ali Mundakir mengatakan, ketiga PLTP itu adalah Ulubelu Unit 3 di Lampung dengan kapasitas 55 MW yang direncanakan beroperasi Agustus 2016.
Lalu, PLTP Karaha Bodas Unit 1 di Jabar dengan kapasitas 30 MW dan Lahendong di Sulut 20 MW. Kedua pembangkit tersebut dijadwalkan COD pada Desember 2016.
"Ketiganya menjual listrik ke PT PLN (Persero)," katanya.
Menurut dia, saat ini, PLTP Lahendong sudah beroperasi sebanyak empat unit dengan kapasitas masing-masing 20 MW atau totalnya 80 MW.
Keempat unit PLTP Lahendong tersebut menjual uap panas bumi ke PLN.
Demikian pula, lanjutnya, dua unit PLTP Ulubelu dengan kapasitas 2x55 MW yang menjual uap ke PLN.
Ali juga mengatakan, pada 2017, direncanakan sebanyak tiga pembangkit akan COD yakni Lumut Balai Unit 1 dengan kapasitas 55 MW, Ulubelu Unit 4 (55 MW), dan Lahendong Unit 6 (20 MW).
Pada 2018, pembangkit yang beroperasi adalah Lumut Balai Unit 2 (55 MW) dan Hululais Unit 1 (55 MW), serta 2019 adalah Sungai Penuh Unit 1 berkapasitas 55 MW.
Irfan menambahkan pihaknya menargetkan pengoperasian PLTP menjadi 922 MW pada 2019, 2.300 MW pada 2025, dan 2.700 MW pada 2030.
Saat ini, kapasitas daya PGE mencapai 437 MW yang terdiri atas Kamojang 235 MW, Ulubelu 110 MW, Lahendong 80 MW, dan Sibayak 12 MW.
Pemerintah menargetkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) termasuk panas bumi dalam bauran energi pada 2025 sebesar 23 persen dari posisi saat ini hanya tujuh persen. (*)
Dirut PGE Irfan Zainuddin di Jakarta, Senin, mengatakan ketiga unit PLTP tersebut akan menambah kapasitas daya pembangkit dengan sumber energi bersih di Indonesia.
"Total ada 105 MW yang akan COD (commercial on date) pada tahun ini," ujarnya.
Direktur Operasi PGE Ali Mundakir mengatakan, ketiga PLTP itu adalah Ulubelu Unit 3 di Lampung dengan kapasitas 55 MW yang direncanakan beroperasi Agustus 2016.
Lalu, PLTP Karaha Bodas Unit 1 di Jabar dengan kapasitas 30 MW dan Lahendong di Sulut 20 MW. Kedua pembangkit tersebut dijadwalkan COD pada Desember 2016.
"Ketiganya menjual listrik ke PT PLN (Persero)," katanya.
Menurut dia, saat ini, PLTP Lahendong sudah beroperasi sebanyak empat unit dengan kapasitas masing-masing 20 MW atau totalnya 80 MW.
Keempat unit PLTP Lahendong tersebut menjual uap panas bumi ke PLN.
Demikian pula, lanjutnya, dua unit PLTP Ulubelu dengan kapasitas 2x55 MW yang menjual uap ke PLN.
Ali juga mengatakan, pada 2017, direncanakan sebanyak tiga pembangkit akan COD yakni Lumut Balai Unit 1 dengan kapasitas 55 MW, Ulubelu Unit 4 (55 MW), dan Lahendong Unit 6 (20 MW).
Pada 2018, pembangkit yang beroperasi adalah Lumut Balai Unit 2 (55 MW) dan Hululais Unit 1 (55 MW), serta 2019 adalah Sungai Penuh Unit 1 berkapasitas 55 MW.
Irfan menambahkan pihaknya menargetkan pengoperasian PLTP menjadi 922 MW pada 2019, 2.300 MW pada 2025, dan 2.700 MW pada 2030.
Saat ini, kapasitas daya PGE mencapai 437 MW yang terdiri atas Kamojang 235 MW, Ulubelu 110 MW, Lahendong 80 MW, dan Sibayak 12 MW.
Pemerintah menargetkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) termasuk panas bumi dalam bauran energi pada 2025 sebesar 23 persen dari posisi saat ini hanya tujuh persen. (*)