Surabaya, (Antara) - Pakar bahasa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Suhartono SPd MPd menilai Bahasa Indonesai berpotensi menjadi Bahasa ASEAN pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Ada dua bahasa yang berpotensi menjadi Bahasa ASEAN, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu," kata dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa itu kepada Antara di Surabaya, Jumat.
Namun, ia meyakini Bahasa Indonesia lebih berpotensi daripada Bahasa Melayu, karena setidaknya ada empat argumentasi yang ilmiah, meski pemerintah masih perlu melakukan diplomasi.
"Keempat argumentasi itu adalah Bahasa Indonesia itu sudah banyak dipelajari pada banyak negara, mudah dikuasai, laju perkembangannya fantastis, dan sebagaian kosa kata Indonesia juga ada di dalam bahasa negara-negara ASEAN," katanya.
Bedanya, distribusi Bahasa Indonesia tidak merata seperti Bahasa Melayu yang ada di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan, namun Bahasa Indonesia di Indonesia sendiri sudah mencapai 60 persen pengguna di tingkat ASEAN.
"Apalagi, meski tidak merata seperti Melayu, tapi kosa kata Indonesia ada pada sejumlah negara ASEAN, seperti candra di Kamboja dan Indonesia sama-sama berarti rembulan, atau bum atau land di Thailand yang di Indonesia mirip kata bumi atau tanah," katanya.
Bahkan, kosa kata di Thailand juga mirip kosa kata bahasa daerah di Indonesia, seperti suwarna di Thailand yang berarti emas dan dalam Bahasa Jawa juga berarti emas. "Atau, kodang di Thailand juga mirip gudang dalam bahasa kita," katanya.
Oleh karena itu, Bahasa Indonesia yang tidak merata dalam sebaran seperti Bahasa Melayu itu juga lebih mudah diterima dan sudah lama menjadi bahasa komunikasi ada tiga negara yakni Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
"Apalagi, saya mendengar di beberapa negara ASEAN juga sudah banyak dipelajari Bahasa Indonesia untuk kepentingan MEA. Di luar itu, Bahasa Indonesia juga sudah banyak dipelajari di Jepang, Australia, dan negara lain di dunia," katanya.
Senada dengan itu, Rektor Unesa Prof Warsono mendukung ikhtiar pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara ASEAN agar Bahasa Indonesia bisa menjadi Bahasa ASEAN.
"Unesa turut mendorong Bahasa Indonesia menjadi Bahasa ASEAN, karena pengguna bahasa Melayu mencakup 60-70 persen penduduk ASEAN di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam," katanya. (*)
Berita Terkait
Balai Bahasa Sumbar, berikan penyuluhan bagi tenaga profesional dan calon tenaga profesional di Padang Panjang
Kamis, 28 Maret 2024 9:08 Wib
PNGG komitmen sediakan pelatihan bahasa Jepang gratis di Pariaman
Jumat, 23 Februari 2024 16:04 Wib
Pemkab Agam adakan pelatihan Bahasa Jepang- program lainnya bagi 64 tamatan SMA
Sabtu, 6 Januari 2024 15:18 Wib
Gubernur Sumbar tekankan pentingnya bahasa asing bagi lulusan SMK
Senin, 18 Desember 2023 20:59 Wib
BEM FBS UNP 3.4 gelar grand opening Festival Bahasa dan Seni
Jumat, 15 Desember 2023 11:43 Wib
Sumbar lanjutkan program kursus bahasa Korea pada 2024
Jumat, 1 Desember 2023 20:01 Wib
Pemprov : 60 peserta kursus Bahasa Korea di Sumbar lulus nilai baik
Kamis, 30 November 2023 19:22 Wib
Pemprov Sumbar fasilitasi kursus bahasa korea gratis
Minggu, 20 Agustus 2023 19:25 Wib