Sejumlah Tokoh Bahas Tentang Pengelolaan Budaya Minangkabau

id Budaya Minangkabau

Padang, (Antara) - Sejumlah tokoh masyarakat Sumatera Barat (Sumbar), melakukan pembahasan tentang pengelolaan segala bentuk karya budaya Minangkabau di Universitas Andalas (Unand) Padang.

"Gubernur terpilih Irwan Prayitno, tokoh budaya Mak Katik, pencipta lagu Agus Taher dan Fotografer Minang Edy Utama bahas mengenai upaya mengelola hasil karya budaya Minangkabau," kata Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Unand, Eriyanty di Padang, Selasa.

Dia menyebutkan keempat tokoh tersebut membahas berbagai perspektif tentang pengelolaan budaya Minangkabau.

Gubernur terpilih Irwan Prayitno mengemukakan tentang strategi pengelolaan khazanah Keminangkabauan di dunia Era Digital.

Dalam hal ini Irwan menitikberatkan ada eksistensi budaya Minangkabau untuk menghadapi era modern saat ini.

"Agus Taher lebih menitikberatkan kelanjutan lagu Minang menghadapi persaingan musik nasional," kata dia.

Dalam pembahasannya Agus Taher menyinggung banyaknya flagiat dan remake lagu saat ini yang merugikan pencipta dan artis aslinya.

Kemudian ada Edy Utama yang membahas tentang karya intelektual dari kebudayaan Minangkabau.

Salah satunya menyajikan karya foto yang pada beragam khasanah budaya Minangkabau.

"Mak Katik membahas tentang pengelolaan pengetahuan tradisional Minangkabau," katanya.

Selain keempatnya, terdapat tokoh lain yang ikut dalam pembahasan tersebut antara lain dari Balai Budaya, Taman Budaya, Balai Cagar Alam, Museum Adityawarman dan perwakilan Arsip Kepustakaan Sumbar.

Sementara itu, dalam pembahasannya Musra Dahrizal atau Mak Katik menyinggung tentang mulai hilangnya jenis kesenian tradisional Minangkabau dari daerah asalnya.

Menurutnya saat ini banyak di daerah tidak lagi memiliki seniman kesenian tradisional.

Sekalipun ada katanya, jumlahnya sedikit dan keberadaanya pun pada tempat yang sulit dilacak.

"Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan suatu lembaga yang konsisten dalam mengumpulkan dan melestarikan kesenian tradisional tersebut," sebutnya. (*)