KKP Buat Inovasi Produk Gerobak Ikan Higienis

id KKP

Jakarta, (Antara) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat terobosan inovasi dengan mempersiapkan produk Gerobak Ikan Higienis sebagai sarana pemasaran bergerak untuk menjual ikan hasil tangkapan nelayan atau pembudidaya.

"Ini produk terbaru dari penguatan daya saing KKP. Sifatnya masih 'prototype' (purwarupa) karena baru di-'launching' (diluncurkan) Jumat (20/11)," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo dalam rilis berita KKP di Jakarta, Senin.

Menurut Nilanto Perbowo, hal tersebut juga sebagai upaya memudahkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk berjualan ikan segar.

Ia mengemukakan inovasi tersebut direncanakan melalui Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) KKP.

Gerobak Ikan Higienis digandeng dengan menggunakan sistem "knockdown" (lepas pasang) dengan sepeda motor, sehingga diharapkan menambah daya jelajah pemasaran ikan segar lebih jauh dan mudah masuk dalam kawasan perumahan.

"Kami ingin memberikan kemudahan bagi para pedagang ikan. Alat ini didesain khusus yang dapat menampung sebanyak 30 hingga 55 liter," kata Perekayasa Gerobak Ikan Higienis, Junaedi.

Gerobak Ikan Higienis ini dilengkapi dengan tempat ikan hidup dengan menggunakan "tempered glass" (kaca bersuhu), serta tempat ikan dengan menggunakan dua buah "cool box" (kotak pendingin) yang terletak di bawah bagian belakang dan depan, serta diperkirakan mampu membawa berat hingga 90 kilogram jenis ikan bandeng.

Dengan menggunakan Gerobak Ikan Higienis tersebut, ikan segar akan tetap bertahan selama delapan jam dan juga aman, karena dilengkapi pelindung dan penutup dengan menggunakan bahan yang cukup baik.

Sementara itu, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menginginkan pemerintah mengoptimalkan produk sektor kelautan dan perikanan untuk konsumsi bagi penduduk karena jumlahnya telah meningkat pesat saat ini dibandingkan beberapa dekade sebelumnya.

"Sejak awal 1990-an, proporsi produksi perikanan digunakan untuk konsumsi manusia langsung telah meningkat. Pada 1980-an, sekitar 71 persen dari ikan yang dihasilkan dialokasikan untuk konsumsi manusia," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim.

Apalagi, ujar Abdul Halim, pada periode 1976-2012, perdagangan ikan dan produk perikanan dunia meningkat sekitar 8,3 persen per tahun secara nominal dan 4,1 persen secara riil.

Menurut dia, beberapa isu utama yang terus mempengaruhi perdagangan ikan internasional hingga saat ini antara lain volatilitas harga komoditas secara umum dan pengaruhnya terhadap produsen dan konsumen.

Selain itu, isu lainnya adalah seperti distribusi margin dan keuntungan di seluruh rantai nilai perikanan, perubahan iklim, emisi karbon dan dampaknya pada sektor perikanan, serta peran sektor skala kecil dalam produksi ikan dan perdagangan.

Ia juga menyoroti berkembangnya kekhawatiran masyarakat umum dan sektor ritel tentang penangkapan ikan secara berlebih, serta adanya kebutuhan untuk memastikan bahwa produk perikanan yang diperdagangkan secara internasional dari perikanan tangkap telah diproduksi secara legal.

"Ikan dan produk perikanan memainkan peran penting dalam keamanan pangan global dan kebutuhan gizi masyarakat di negara berkembang dan maju. Pasokan ikan sebagai sumber pangan global terus tumbuh dalam lima dekade terakhir," katanya. (*)