Sumbar Targetkan Sentra Sapi Sumatera Bagian Tengah

id Sumbar, Sentra, Sapi

Padang Aro, (AntaraSumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menargetkan menjadi sentra daging sapi untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah, yakni Jambi, Riau, Kepulauan Riau dan Sumbar.

"Sumbar memiliki potensi bagus untuk pengembangan sapi maupun kerbau. Pemerintah setiap tahun terus menyalurkan bantuan ternak kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan daging," kata Kepala Seksi Permodalan, Investasi dan Perizinan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemprov Sumbar Lina Marni, saat melakukan tinjauan terhadap sapi perah Solok Selatan di Padang Aro, Selasa.

Ia mengatakan, melalui dana Anggaran pendapatan Belanja Nasional (APBN) pada tahun ini disalurkan bantuan sapi sebanyak 3.000 ekor kepada masyarakat. Bantuan tersebut bukan hanya untuk penggemukan tetapi juga untuk indukan sehingga populasi sapi terus meningkat.

"Kami sangat mendukung masyarakat memelihara indukan karena setiap tahunnya bisa beranak melalui program kawin suntik sehingga bisa meningkatkan perekonomian lebih cepat," katanya.

Ia mengatakan, untuk bantuan sapi indukan tahun ini sedang proses tender dengan jenis Brahman Cross (BX) dan diharapkan prosesnya bisa cepat selesai sehingga cepat juga disalurkan.

Sementara itu Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Solok Selatan Yuherdi, mengatakan, daerah itu pada tahun ini mendapat bantuan sapi penggemukan dua kelompok dengan jumlah 48 ekor dengan jenis peranakan ongole (PO) dan Bali.

Selain itu, katanya, juga ada bantuan untuk kerbau satu kelompok serta untuk indukan dua kelompok tani.

"Sekarang populasi sapi di Solok Selatan sekarang sebanyak 9.017 ekor yang terdiri dari jantan 3.780 ekor dan betina 5.237 ekor sedangkan potensi untuk pengembangannya masih sangat banyak," katanya.

Ia berharap, kedepannya pemerintah pusat bisa mengakomodasi lebih banyak lagi kelompok tani yang mengusulkan bantuan.

Jika mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), kata dia, akan sulit mengakomidasi sehingga masih mengandalkan dari pusat.

"Dari APBD baru dialokasikan tahun ini sebanyak Rp800 juta untuk 67 ekor sapi sehingga kami masih mengandalkan bantuan dari pusat," kata dia.

Sedangkan Ketua Kelompok Tani Sinar Mulya Kabupaten Solok Selatan, Marsudi mengatakan, masyarakat banyak beralih memelihara sapi indukan daripada jantan untuk penggemukan.

"Indukan bisa melahirkan satu ekor anak dalam setahun dan ini dinilai sangat menguntungkan sehingga sekarang banyak masyarakat yang beralih memelihara betina," katanya.

Ia menjelaskan, satu ekor indukan mengalami proses bunting selama sembilan bulan dan tiga bulan setelah melahirkan sudah bisa lagi dikawinkan dan dilakukan Inmensimasi Buatan (IB).

Sedangkan IB, katanya, diberikan pada masyarakat secara gratis sehingga tidak membebani dan hasil anaknya juga akan bagus.

Selain itu, katanya, untuk pakan sapi indukan juga tidak terlalu banyak karena ia juga dikeluarkan dari kandang untuk mencari makan dan ini beda dengan jantan untuk penggemukan. (*)