KPK Cegah Korupsi Lewat Gerakan Pemuda

id KPK, Cegah, Korupsi

Kaliurang, Yogyakarta, (AntaraSumbar) - KPK mencegah penyebaran korupsi melalui kampanye kepada para pemuda dalam kegiatan Anti-corruption Youth Camp 2015.

"Pahlawan tidak selalu di tempat ramai, disorot TV, tapi juga di tempat-tempat yang sunyi, seperti komunitas-komunitas," kata pelaksana tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi dalam Anti-corruption Youth Camp di Kaliurang, Yogyakarta, Senin.

Acara tersebut diselanggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi kedua kalinya pada 19-29 Oktober 2015 di Yogyakarta yang merupakan kegiatan dua tahunan, setelah pertama kali diadakan di Jakarta.

"Kalau mahasiswa sudah belajar bikin proposal dengan membengkakkan harga, nah itu sudah bibit-bibit perilaku koruptif atau mengunakan jawaban temannya sebagai jawabannya, dia itu korupsi juga, itu kan nyontek. Satu pesan saya jangan jadi pasiennya KPK," tambah Johan.

Sedangkan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujanarko menyatakan bahwa usia pelaku korupsi yang ditangai KPK saat ini semakin muda.

"Akhir-akhir ini usia koruptor semakin muda, zaman dulu koruptor tampang jelek, sudah tua, kalau koruptor sekarang muda, cantik, ada yang 'background' bintang film. Itu hal yang kurang menggembirakan," kata Sujanarko.

Sujanarko yang juga calon pimpinan KPK tersebut mengatakan usia sejumlah orang yang terlibat dalam kasus korupsi di KPK ada yang merupakan bapak dan anak maupun pasangan suami istri.

"Makin menghkhawatirkan karena kalau dilakukan keluarga, anak-istri, bapak-anak, jangan-jangan merekayasa korupsi diceritakan di meja makan," ungkap Sujanarko.

Karena itu, untuk mencegah korupsi, KPK pun harus bekerja sama dengan sejumlah omunitas.

"Rujuan paling sukses adalah KPK di Hong Kong, semua kegiatan antikorupsi di sana didasarkan komunitas, bahkan visi-misinya dilakukan untuk komunitas. Di Indonesia, KPK pegawai hanya 1200 padahal 'coverage area' 240 juta orang, padahal gerakan antikorupsi butuh daya setengah persen dari APBN, anggaran KPK saat ini cuma 0,03 persen APBN, jadi kalau mau mencontoh Hong Kong harus ada setidaknya Rp23 triliun, kekurangan itu kita tutup melalui komunitas, kalau KPK jalan sendiri 100 tahun juga tidak akan tercapai cita-citanya," tambah Sujanarko.

Sedangkan Pejabat Bupati Sleman Gatot Saptadi mengungkapkan pencegahan korupsi dapat dilakukan melalui kampanye budaya malu.

"Daerah Istimewa Yogyakarta punya banyak kearifan lokal untuk mengisi pencegahan korupsi, ini ada istilah budaya malu. Saya mencatat apa yang disampaikan pak Gubernur yaitu 'Kehilangan harta kita tidak kehilangan apa-apa, kehilangan nyawa kita kehilangan separuh, kehilangan harga diri dan kehormatan kehilangan segala-galanya, ini bagian kearifan lokal yang bisa mengisi pencegahan tindak pidana korupsi." kata Gatot dalam acara tersebut.

Terdapat sekitar 50 pemuda dan pemudi dengan rentang usia 17-26 tahun yang mengikuti acara ini dan berasal dari Aceh hingga Papua.

Tema Youth Camp 2015 kali ini adalah "Energi Mudamu, Senjatamu". KPK mendorong anak muda Indonesia untuk sadar akan peran dan percaya atas kemampuan yang mereka miliki untuk melakukan perubahan sosial.

Program tersebut bekerja sama dengan komunitas "Ketjilbergerak" yaitu komunitas mandiri yang berfokus pada gerakan anak muda dan intervensi sosial di Yogyakarta melalui berbagai kegiatan kreatif dan seni budaya.

Dalam "Youth Camp" ini KPK mengusung konsep Live In atau berbaur di desa di sekitar Yogya, yang akan menjadi "pilot project" dalam kegiatan ini. Desa-desa tersebut adalah Desa Girikerto, Desa Umbulharjo, Desa Bokoharjo Tegal Tendu, Prenggan Kota Gede dan Dukuh Karangklethak.

Puncak kegiatan Youth Camp adalah pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober dengan pentas budaya yang akan melibatkan masyarakat yang lebih luas. Para peserta akan mendeklarasikan janji antikorupsi dan membuat prasasti sebagai pengingat terhadap komitmen kaum muda untuk melakukan perubahan sosial, dengan menggunakan kreatifitas sebagai senjatanya, untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dan terbebas dari korupsi. (*)