Bukittinggi, (Antara) - Kabut asap kiriman provinsi tetangga Riau dan Jambi kembali menyelimuti Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) beberapa hari terakhir setelah seminggu sebelumnya pernah diguyur hujan.
"Kabut asap pada hari ini lebih tebal dari hari-hari sebelumnya dan membuat napas sesak serta mata perih," kata salah seorang warga, Nola (22) di Bukittinggi, akhir pekan.
Ia menyatakan kabut asap di kota itu juga disertai angin kencang sehingga sudah mulai masuk ke dalam rumah dan hal ini membuat warga harus menggunakan masker bahkan di dalam rumah.
Warga lainnya Annesa (22) mengatakan kabut asap yang menyelimuti daerahnya juga berbau sangat pekat.
"Udara disini sudah bau asap seakan-akan sedang membakar sampah dipekarangan rumah. Banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah sehingga jalanan pun sepi," kata dia.
Pemantauan Antara di daerah setempat kabut asap yang terjadi menyebabkan jarak pandang semakin pendek dan pengemudi harus menyalakan lampu kendaraannya.
Jalanan kota dan kabupaten juga mulai sepi karena beberapa sekolah memulangkan siswa-siswinya lebih awal dari jadwal jam pelajaran yang telah ditentukan pada Sabtu (19/9).
"Untuk siswa-siswi sekolah menengah termasuk SMP, SMA, SMK dan sederajat tadi memang ada kebijakan untuk dipulangkan lebih awal," kata salah seorang anggota Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi Ahmad.
Selain itu salah seorang pengajar di SMK Negeri 1 Bukittinggi Imran (52) mengatakan proses belajar mengajar di sekolah diakhiri lebih awal dan siswa-siswi sudah dapat pulang pada jam 09.00 WIB akan keadaan kabut asap cukup mengkhawatirkan.
Pemerintah Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, mengurangi pembakaran sampah rumah tangga serta selalu menggunakan masker saat berada di luar.
Sementara data dari monitoring PM10 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) GAW Kototabang, Kabupaten Agam pada Sabtu (19/9) pukul 12.00 WIB mengatakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) 436 ug/m3 dengan kategori berbahaya.
Berita Terkait
BNPB imbau masyarakat tetap siaga antisipasi banjir lahar dingin
Minggu, 7 April 2024 4:39 Wib
Banjir rendam sejumlah wilayah di Tangsel
Rabu, 3 April 2024 21:07 Wib
Tanah amblas tergerus sungai Batang Anai
Rabu, 3 April 2024 10:52 Wib
Pembenahan jalur evakuasi bencana Gunung Marapi
Rabu, 3 April 2024 10:49 Wib
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi
Selasa, 2 April 2024 14:04 Wib
Tanggul Kali Hek Kramat Jati jebol
Senin, 25 Maret 2024 15:54 Wib
Banjir luapan Ciliwung di Kebon Pala Jakarta
Senin, 25 Maret 2024 13:05 Wib
Kota Tuban kembali diguncang gempa magnitudo 6,5 pada Jumat sore
Jumat, 22 Maret 2024 17:04 Wib