Jamaah Tarekat Syattariyah Laksanakan Shalat Id Sabtu

id Jamaah Tarekat Syattariyah

Padang, (Antara) - Jamaah Tarekat Syattariyah yang berdomisili di daerah Limau Manis dan perbatasan dengan kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, melaksanakan shalat Idul Fitri 1436 H pada sabtu.

"Rata-rata yang merayakan lebaran tersebut merupakan jamaah Syattariah dan beberapa orang yang ikut berpuasa selama tiga puluh hari sehingga ikut shalat Id hari ini," kata Selis, salah seorang warga Limau Manis yang ikut Shalat Id di Padang, Sabtu.

Dia menyebutkan alasan keluarganya merayakan lebaran Sabtu ini karena mengikuti ajaran dari tarekat Syattariyah tersebut.

Selain itu surau atau masjid tempatnya biasa shalat dan mengaji, mengadakan shalat Id pada hari Sabtu, katanya.

"Kami sekeluarga hanya mengikuti apa yang telah diajarkan guru saja," katanya.

Meskipun berbeda dalam hal shalat Id dengan kebanyakan umat Islam Indonesia, dia mengaku tetap melakukan silaturahim dan anjangsana ke keluarga terdekat.

"Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan antara masyarakat yang merayakan lebaran Jumat atau Sabtu," ucapnya.

Warga lain Idi (53) mengaku memilih berlebaran dan shalat Id pada Sabtu ini untuk menyempurnakan puasa selama tiga puluh hari.

"Puasa sebulan ya tiga puluh hari, saya yakin Ramadhan tahun ini pun begitu, sehingga 1 syawal jatuh pada hari ini," ujarnya.

Menurut dia masyarakat yang berlebaran pada Sabtu ini mempercayai bahwa pada 1436 H, Ramadhan datang selama tiga puluh hari.

Hal ini juga, katanya, sesuai dengan penanggalan Jawa, sehingga wajar jika sebagian Keraton di Jawa juga berlebaran.

Berbeda hal dengan seorang warga Firman (30) yang mengaku melakukan shalat Id karena ikut kedua orang tuanya.

Dia mengaku pada sehari sebelumnya tidak melakukan ibadah puasa, namun tidak melaksanakan shalat Id

"Saya lebih percaya pemerintah dan Muhammadiyah namun keluarga besar tetap menjadi prioritas, untuk itu diputuskan berlebaran Sabtu ini.

Sementara itu sebelumnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan bahwa akan menghormati setiap perbedaan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat Id di tengah masyarakat.

"Semuanya merupakan warga Sumbar, sudah sepatutnya kami menghargainya," ucapnya. (*)