Pakar: IPK Bukan Segalanya Tapi Tentukan Keseriusan

id Pakar: IPK Bukan Segalanya

Jakarta, (Antara) - Pakar sumber daya manusia (SDM) Dino Martin mengatakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) memang bukan segalanya bagi pemberi pekerjaan, namun menemukan keseriusan dalam menyelesaikan kuliahnya.

"IPK memang bukan segalanya, tapi itu menunjukkan kalau si pencari kerja serius dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi," ujar Dino yang juga CEO Karir.com itu di Jakarta, Sabtu.

IPK memang bukan satu-satunya jaminan kesuksesan dalam mencari pekerjaan, tapi menunjukkan kesungguhan belajar ketika jenjang kuliah.

"Nilai IPK yang tinggi merupakan modal awal bagi pencari kerja. Biasanya pemberi kerja menerapkan seleksi IPK pada seleksi awal," tambah dia.

Dia memberi contoh program yang dimiliki oleh Karir.com yakni "Management Trainee Academy" atau MT Academy yang merupakan jalan keluar bagi perusahaan untuk mendapatkan lulusan terbaik dengan kemampuan yang memadai.

Program tersebut mensyaratkan lulusan perguruan tinggi Indonesia terbaik dengan IPK minimal 3,25. Para kandidat juga harus mengikuti beberapa tes lainnya seperti Bahasa Inggris, kompetensi dan sikap.

"Seleksi awal tetap mengedepankan IPK," cetus dia.

Pihaknya menargetkan bisa meraih 100 kandidat untuk setiap angkatannya. Setiap tahun setidaknya terdapat dua angkatan. Melalui program tersebut, perusahaan tidak perlu repot melakukan pelatihan bagi calon karyawan.

Pada tahap awal, pihaknya akan memfokuskan diri ke sekolah bisnis untuk menjaring talenta terbaik di bidang penjualan, pemasaran dan keuangan. Selanjutnya akan direkrut kandidat dari teknik dan psikologi.

Program tersebut fokus pada kemampuan pembangunan, komunikasi, motivasi bisnis, analisis, dan kemampuan kewirausahaan.

Disinggung mengenai kompetensi pencari kerja di Tanah Air, Dino mengatakan kompetensi yang dimiliki tidak kalah dengan asing.

"Kompetensi lunak seperti penguasaan bahasa asing dan komunikasi pencari kerja masih lemah," tukas dia. (*)