Jakarta, (Antara) - Baja domestik menjadi prioritas dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin berdasarkan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri di Istana Merdeka.
"Yang pertama, soal proyek pipa transmisi gas dari Gresik, Jawa Timur ke Semarang, Jawa Tengah. Meskipun dimenangi konsorsium Wijaya Karya tetapi menggunakan baja dari Korea Selatan," kata Menperin melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Adapun proyek pipa gas itu milik PT Pertamina Gas (Pertagas) yang merentang sepanjang 270 km, di mana proyek ini dikerjakan oleh BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Remaja Bangun Kencana dan Kelsri.
Terkait dipakainya baja dari Korsel itu, Menperin mendesak agar baja domestik diprioritaskan, karena Indonesia sudah bisa memproduksinya di Batam, Cilegon, juga di Bekasi.
Selain itu, lanjut Menperin, rapat terbatas (Ratas) tersebut juga membahas proyek pembangkit listrik 35 ribu mega watt (MW). Komponen dalam negeri bakal dimanfaatkan dengan maksimal, karena industri nasional sudah mampu memroduksi turbin, trafo, sampai kabel transmisi.
"Yang ketiga, kami matangkan kemampuan memenuhi kebutuhan alat berat untuk proyek infrastruktur. Ini juga agar baja nasional lebih banyak terserap dan menggerakkan industri baja itu sendiri juga industri alat berat," ujar Saleh Husin.
Menurutnya, pada Ratas diungkapkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) membutuhkan excavator sebanyak 1000 unit, di sisi lain, PT Pindad, BUMN yang kondang sebagai pelaku industri pertahanan, juga menggarap industri alat berat.
"Kami akan koordinasi dengan PU dan Pindad. Pindad sedang mempersiapkan prototipe yang siap di-launching pada Juni atau Juli," kata Menperin.
Menperin mengatakan, Presiden Jokowi telah memberi arahan agar peningkatan realisasi peningkatan produk dalam negeri dipercepat,agar kemandirian ekonomi tercapai, sesuai amanat Trisakti dan Nawa Cita.
Manfaat lainnya ialah penghematan devisa yang sebelumnya mengalir keluar negeri kala aktivitas impor masih tinggi. Juga demi terbangunnya struktur industri hulu hingga hilir, penyebaran industrialisasi dan terciptanya lapangan kerja. (*)
Berita Terkait
Jembatan rangka baja ambruk di Nagan Raya
Rabu, 18 Oktober 2023 16:23 Wib
2.300 ton baja tak penuhi SNI ditertibkan, senilai Rp32 miliar
Kamis, 12 Januari 2023 13:23 Wib
Jokowi tekankan kekuatan bahan baku industri kepada CEO di AS
Jumat, 13 Mei 2022 9:08 Wib
Uni Eropa naikkan tarif produk impor baja nirkarat India dan Indonesia
Kamis, 17 Maret 2022 8:54 Wib
Presiden: PT Krakatau Steel sudah semakin sehat
Selasa, 21 September 2021 11:18 Wib
Hilang kendali , tank TNI tabrak gerobak dan empat sepeda motor di Bandung Barat
Kamis, 10 September 2020 17:21 Wib
Geliatkan ekonomi ditengah pandemi COVID-19, Indonesia ekspor baja ke Amerika
Kamis, 9 April 2020 10:53 Wib
PT Tatalogam Lestari kembangkan baja ringan antivirus dalam mencegah penyebaran COVID-19
Senin, 30 Maret 2020 14:10 Wib