"Lambuik Tupai" Menangi Lomba Tari Kreasi Sawahlunto

id Sawahlunto

Sawahlunto, (Antara) - Tarian kreasi "Lambuik Tupai yang dibawakan oleh kelompok tari asal Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Lumindai, Kecamatan Barangin, sukses memenangkan lomba tari kreasi yang digelar Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu.

Salah seorang anggota tim juri dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Hartati di Sawahlunto, Sabtu, mengatakan ia bersama tim juri lainnya sepakat menetapkan tarian itu sebagai pemenang pertama.

"Sangat unik dan kreatif, gerakan yang diperagakan mampu membawa penonton larut dalam alam pedesaan, tempat asal mereka," kata dia.

Tarian yang dibawakan lima pelajar laki-laki dari sekolah tersebut, Danmiral, Mardiansyah Putra, Anggi Saputra, Yulfa Hendra dan Muhammad Iqbal, diilhami oleh kebiasaan masyarakat Desa Lumindai ketika memerangi hama binatang tupai yang menyerang ladang kakao mereka.

Menurut dia, meskipun para penarinya tidak memiliki kemampuan teknis dalam menari, namun bakat alam yang mereka miliki cukup menunjukkan kualitas mereka sebagai seniman pemula.

"Dan hasilnya cukup mengejutkan, mereka mampu mengalahkan penampilan kelompok lainnya meskipun dibina oleh sanggar kesenian atau sekolah yang lebih memadai dalam hal fasilitas," jelas dia.

Sementara itu, salah satu seniman tari asal Kota Padang yang turut menjadi tim juri, Deslendra, menilai tari Lambuik Tupai itu merupakan contoh kesenian yang benar-benar muncul dari kearifan lokal, tempat karya seni itu dilahirkan.

Dia mengatakan, ide dan komposisi gerakannya cukup bervariasi, ditambah lagi tarian itu justru dibawakan oleh penari yang seluruhnya pria.

"Sedikit di luar kelaziman bagi kelompok seni di Sumbar yang biasanya lebih menonjolkan peran dari penari wanita, dan penari pria biasanya sebagai penyeimbang dalam sebuah karya seni tari," jelasnya.

Terkait potensi seni budaya yang ditampilkan secara keseluruhan dalam lomba tersebut, dia menilai bakat-bakat tersebut membutuhkan pembinaan secara teknis.

Di antaranya dengan membekali para seniman pemula tersebut dengan keilmuan yang memadai di bidang seni.

"Menari itu bukan hanya soal bakat, tapi membutuhkan keseriusan dan pengetahuan yang cukup tentang koreografi dan musik," kata dia.

Dia menyarankan, agar Pemerintah Kota (Pemkot) setempat mulai merancang program pembinaan seni tari, sebagai salah satu pendukung utama dalam mengembangkan kota itu menjadi kota wisata.

"Banyak bakat-bakat seni yang berpotensi untuk dikembangkan di kota ini, tinggal lagi bagaimana bakat tersebut diperhatikan lebih serius dengan memberikan peluang lebih luas bagi mereka untuk meningkatkan prestasi, baik sisi teknis pembinaan maupun pembiayaan," jelasnya.

Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto memberikan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp15 juta, bagi pemenang pertama lomba Tari Kreasi yang sudah ditetapkan menjadi kalender wisata kota itu, setiap tahunnya.

Pemenang lomba untuk tahun 2015 ini adalah SMP Negeri 8 Lumindai sebagai Juara Pertama, disusul SMP Negeri 1 Sawahlunto sebagai juara kedua dan berhasil membawa tropi sekaligus uang tunai sebesar Rp5 juta.

Sementara untuk juara ketiga diraih oleh SMP Negeri 2 Sawahlunto, dengan hadiah uang tunai sebesar Rp3,5 juta. (*)