Pengamat: Sulit Angkat Prestasi Sepak Bola Indonesia

id Pengamat: Sulit Angkat Prestasi Sepak Bola Indonesia

Medan, (Antara) - Pengamat sepak bola Johny Pardede menilai sulit mengangkat prestasi sepak bola Indonesia di kancah internasional jika semua pihak yang berkepentingan tidak mau duduk bersama menyelesaikan berbedaaan. "Banyak hal yang harus segera dibenahi dalam sepak bola Indonesia terutama masalah kepengurusan dan pembinaan yang banyak terjadi kekeliruan," katanya di Medan, Kamis. Menurun drastisnya prestasi sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memang membuat gerah mantan pemilik klub Harimau Tapanuli/Pardetex dan mantan manajer Timnas PSSI U-16 ini. Tentang buruknya kepengurusan, menurut Johny, hal ini tidak terjadi di PSSI Pusat saja, tapi juga di daerah karena oknum yang duduk di kepengurusan kesannya hanya ingin mencari "nama" demi kepentingan pribadi dan melupakan pembinaan. Makanya jika hal seperti ini terus terjadi, Johny secara gamblang menyatakan, dirinya merasa pesimis siapapun bakal Ketua Umum PSSI yang terpilih dalam Kongres PSSI di Surabaya 18 April 2015 mendatang susah untuk mengangkat prestasi sepak bola Indonesia. Pembina bola yang mampu mengantarkan Harimau Tapanuli tiga kali meraih juara nasional Antar-Klub 1993/95 ini mengatakan, jika sepak bola Indonesia ke depannya mau maju dan berprestasi memang butuh komitmen serius dari pemerintah maupun pembina. Sebab prestasi timnas bukan sesuatu yang bisa dicapai dengan instan, melainkan melalui perjalan panjang dan keras dari semua pihak. "Prestasi timnas Indonesia sekarang ini mengalami titik rendah. Untuk tingkat Asia Tenggara saja kita tidak mampu menyaingi Thailand, bahkan selalu menjadi bulan-bulanan lawan," katanya. Terkait kompetisi yang merupakan kasta tertinggi yakni Indonesia Super Liga (ISL) yang diputar selama ini, menurut dia, bentuknya hanya untuk hiburan saja, sedangkan dipandang dari sudut prestasi sama sekali tidak mengena. Berangkat dari kondisi itu, pemerintah dan juga para pembina harus serius membenahi sepak bola. Pembenahan itu dilakukan dengan berkiblat kepada salah satu teori pembinaan sepak bola Direktur Teknik Timnas Uruguay, Oscar Washington Tabarez Scalvo. "Teorinya untuk membangun tim sepak bola yang unggul diperlukan better coaches, better facilities, dan better player," katanya. Untuk menunjang teori tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki fasilitas dan melakukan pembinaan sejak dini terhadap pemain-pemain muda. Hal lain yang tidak kalah pentingnya mendatangkan pelatih berkualitas dari luar negeri untuk melakukan seminar terhadap pelatih di daerah-daerah. Sementara kompetisi 10 tahun ke atas harus dilakukan setiap minggu untuk memperbanyak "jam terbang" dan pengalaman bertanding. Menyinggung masalah Kongres PSSI yang hanya tinggal beberapa hari lagi, Johny menyarankan kepada calon Ketua umum PSSI yang baru agar mau mengabdi dan siap berkorban waktu dan dana. Sebaliknya jangan malah mau cari nama dan bermain politik pula. Begitu juga masalah finansial yang sangat pelik disarankannya sebaiknya dana sponsor difokuskan untuk pembinaan usia dini di seluruh Indonesia. "Jika pembinaan dilakukan sejak usia dini saya yakin dalam 10 tahun mendatang sepakbola Indonesia akan maju dan punya bobot," katanya. (*/jno)