KKP Bantu Agam Bangun Pabrik Pakan Ikan

id KKP Bantu Agam Bangun Pabrik Pakan Ikan

KKP Bantu Agam Bangun Pabrik Pakan Ikan

Ermanto

Lubuk Basung, (Antara) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mendapatkan bantuan sebesar Rp1 miliar untuk membangun pabrik pakan ikan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2015. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam, Ermanto di Lubuk Basung, Selasa, mengatakan, bantuan sebesar Rp1 miliar ini digunakan untuk membeli mesin pembuat pakan ikan dengan kapasitas lima ton perhari. Selain itu juga digunakan untuk membeli bahan baku seperti, jagung, tepung ikan, kedelai dan lainnya. "Bahan baku berasal dari Agam dan dana sebesar Rp1 miliar ini dalam waktu dekat akan dicairkan," katanya. Pabrik pakan ikan ini, tambahnya, akan dibangun di Nagari Tanjung Sani, karena lahan untuk membangun pabrik ini sudah ada. Ia menambahkan, Agam merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Sumbar mendapatkan bantuan tersebut, karena bantuan itu diserahkan kepada daerah yang berpotensi perikanan budidaya. Sementara untuk tingkat nasional, bantuan tersebut hanya diberikan kepada 30 kabupaten dan kota. Ia menambahkan, ini keseriusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti untuk mandiri terhadap pakan sehingga petani budidaya ikan tidak tergantung dengan pakan pabrikkan. "Pakan pabrikkan ini setiap bulan mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 perkilogram dan apabila pabrik pakan ini sudah beroperasi, harga pakan lebih murah sekitar Rp3.000 perkilogram dibandingkan pakan pabrikkan," katanya. Pada 2015, tambahnya, Agam juga mendapatkan bantuan mesin penepung ikan dengan harga Rp1 miliar. Ia mengatakan, mesin ini akan digunakan untuk mengolah ikan di Danau Maninjau yang mati mendadak, sehingga petani tidak mengalami kerugian yang cukup besar. "Biasanya ikan di Danau Maninjau yang mati dibuang petani ke permukaan atau dikubur, karena kami belum memiliki mesin penepung ikan," katanya. Ikan di keramba jaring apung milik petani di Danau Maninjau sering mengalami kematian secara mendadak akibat kadar oksigen berkurang. Pada 2014, jumlah ikan mati di Danau Maninjau sekitar 16,5 ton, pada 2014 sekitar 1.087,38 ton, pada 2013 delapan ton, pada 2012 sebanyak 300 ton, pada 2011 sebanyak 500 ton dan pada 2010 sebanyak 500 ton. (*/ari)