ITB Apresiasi Telkom Bangun Kabel Optik Sabang-Merauke

id ITB Apresiasi Telkom Bangun Kabel Optik Sabang-Merauke

Jakarta, (Antara) - ITB mengapresiasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang segera menuntaskan pembangunan 75.000 Km Tol Kabel Optik Sabang-Merauke sebagai langkah menjadikan Indonesia lebih terintegrasi otomatis (seamless) untuk menjamin pertumbuhan perekonomian berbasis digital di masyarakat. "Keberanian Telkom membangun jalur kabel optik dari Sabang-Merauke itu sesuatu yang luar biasa dan pantas diapresiasi. Ini yang membedakan antara Telkom sebagai market leader dan para operator lainnya yang menjadi follower di pasar. Telkom punya visi jauh ke depan," kata Ketua Lembaga Inovasi ITB, Suhono Harso Supangkat di Jakarta, Selasa. Menurut Suhono, Telkom berani membangun infrastruktur untuk mendukung akses komunikasi nasional itu, walau tahu sebagian rute yang dilalui tidak layak secara bisnis. "Saya melihat ini suatu tanggung jawab industri untuk pemerataan pembangunan akses kecepatan tinggi. Tidak hanya untuk yang menghasilkan bisnis secara langsung, tetapi memberi nilai untuk daerah-daerah. Harapannya bisa mendukung integrasi seamless Indonesia sebagai negara kesatuan dan persatuan," ucapnya. Ia menjelaskan, pembangunan infrastruktur itu bisa membantu terwujudnya kota cerdas, tetapi juga bisa menjadi katalisator pembangunan desa, kabupaten dan komunitas cerdas termasuk sistem kelautan yang cerdas. "Saya harapkan pemerintah bisa memberikan insentif untuk aksi Telkom ini. Soalnya wajar jika prospek nonbisnis langsung dibangun oleh industri maka pemerintah bisa memberikan insentif untuk ini," tutur Suhono. Sementara itu, Direktur Network PT Telkom Tbk Abdus Somad Arief mengungkapkan pada tahun 2015, pembangunan "backbone" kabel optik sepanjang 75.000 Km di seluruh wilayah Nusantara rampung. "Saat ini kami tengah melanjutkan pembangunan backbone dari Timika ke Merauke. Sehingga pada September 2015, Indonesia sudah memiliki tol kabel optik dari Sabang sampai Merauke. Investasi kami di Indonesia Timur, saat ini 60 persen dalam status layak ekonomi. Sementara 35 persen sudah layak secara bisnis. Kita lakukan ini karena Telkom itu flag carrier di industri telekomunikasi," paparnya. Tersambungnya Indonesia dari Barat hingga Timur tidak bisa dilepaskan dari proyek pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut yang menghubungkan "Sulawesi-Maluku-Papua Cable System" (SMPCS). Berkat proyek ini Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi sejajar dengan Kawasan Barat Indonesia dalam hal infrastruktur telekomunikasi. Pembangunan SMPCS yang digagas dan dikerjakan Telkom tersebut, mencakup penggelaran Kabel Laut sepanjang 5.444 Km dan Kabel Darat sepanjang 655 Km yang menggunakan teknologi "Dense Wavelength Division Multiplexing" (DWDM). Teknologi DWDM menghadirkan jaringan dengan kapasitas "bandwidth 32x100 Gigabytes per fiber pair". SMPCS merupakan kelanjutan dari pembangunan serat optik "Mataram Kupang Cable System" yang sudah dituntaskan pada 2011. Jalur yang digunakan untuk pembangunan serat optik sebagian besar masuk dalam rute Palapa Ring milik pemerintah. Adapun bentuk jaringan broadband di KTI melingkar seperti sebuah cincin yang melintang dari utara hingga selatan. Proyek yang akan diselesaikan tersebut adalah proyek lingkar utara yang berada di Maluku. "Bulan Mei 2015, proyek SMPCS sudah tuntas. Begitu operasional, layanan Triple Play IndiHome langsung digelar dan dinikmati masyarakat di Kawasan Timur Indonesia (KTI)," ujar Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga. (*/sun)