Gerhana Bulan Total Dapat Dilihat dari NTT

id Gerhana Bulan Total Dapat Dilihat dari NTT

Kupang, (Antara) - Fenomena alam berupa gerhana bulan total dapat dilihat dari wilayah Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (4/4) antara pukul 18.16 Wita sampai pukul 21.45 Wita. "Untuk Indonesia Barat gerhana bulan total akan mulai pada pukul 17.16 WIB-20.45 WIB, sedang Indonesia Timur antara pukul 19.16 WIT-22.45 WIT," ," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kupang Sudaryono kepada Antara di Kupang, Sabtu. Ia mengatakan untuk masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur dan wilayah Indonesia Tengah lainnya, dapat melihatnya lebih jelas fenomena alam tersebut asalkan mencari tempat yang tinggi dan tidak tertutup awan cumulonimbus (Cb). Faktor cuaca, katanya, diharapkan tidak berpotensi merusak peluang masyarakat menikmati gerhana bulan total kali ini, apalagi saat ini di NTT tengah terjadi iklim transisi dari basah ke kering, sehingga sesewaktu terjadi hujan dan awan gelap. Meski demikian, faktor cuaca lebih banyak ditentukan oleh faktor lokal. Beberapa lokasi bisa saja sangat cerah sehingga bisa menyaksikan seluruh fase gerhana tersebut. Dia menyebut dua provinsi yang sangat mungkin bebas tutupan awan adalah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan hasil foto satelit memperlihatkan bahwa kedua daerah tersebut berhawa lebih kering dibanding lokasi lain di Indonesia. Ia menambahkan gerhana bulan darah ini juga bisa dilihat di Amerika Utara, Asia, dan Australia. Di kawasan Asia Tenggara sendiri, gerhana bulan darah akan terjadi pada pukul 18.45 WIB selama kurang lebih 12 menit. Adapun proses terjadinya gerhana bulan total pada Sabtu (4/4), akan dimulai dari bagian kanan bawah bulan. Lalu puncak gerhana total akan terjadi pada pukul 18.58 WIB-19.03 WIB di Indonesia barat, 19.58 Wita-20.03 Wita di Indonesia tengah dan 20.58 WIT -21.03 WIT. "Gerhana berakhir dengan lepasnya bayangan bumi dari piringan bulan sebelah kanan atas," kata Sudaryono. Ia menyebut sumber Badan antariksa NASA mengatakan bila gerhana bulan pada malam nanti adalah sesuatu yang alami dan tidak berbahaya atau berdampak besar bagi manusia. "Saat gerhana terjadi, bulan sering terlihat berwarna kemerah-merahan karena sinar matahari yang menimpanya melewati atmosfer bumi," katanya menjelaskan. Ketika itu, spektrum warna biru pada cahaya matahari tersaring, sehingga yang tersisa hanya warna merah saja. Namun, fenomena ini tidak berbahaya bagi manusia. Menurut dia, gerhana bulan merupakan peristiwa alam dimana posisi bulan terhalangi cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan itu, katanya, hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Sebelumnya, gerhana bulan total pertama dan kedua sudah terjadi di tahun 2014. Dan setelah gerhana bulan ketiga di malam Paskah nanti, akan ada gerhana bulan darah lagi yang diprediksi terjadi tanggal 28 September 2015. (*/jno)