Wika Kembangkan Produk Teknologi Energi Terbarukan

id Wika Kembangkan Produk Teknologi Energi Terbarukan

Jakarta, (Antara) - BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, PT Wijaya Karya atau kerap disingkat Wika, mengembangkan produk teknologi energi terbarukan yang salah satunya telah dihibahkan kepada pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. "Kami komitmen untuk bekerja sama dengan UGM dalam pengembangan riset energi terbarukan," kaga Direktur Keuangan Wika, Adji Firmantoro dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa. Dia memaparkan penyerahan bantuan hibah yang terdiri atas panel surya, lampu LED, dan sistem pendukungnya kepada UGM telah dilakukan sebagai tindak lanjut penandatangan nota kesepahaman terkait pengembangan riset energi terbarukan antara kedua belah pihak sebelumnya. Wika menyediakan 2x108 unit panel surya dengan kapasitas masing-masing panel sebesar 50 Wp, lampu LED bulb 13 watt sebanyak 2x100 buah. Selain itu, ada pula support system PLTS untuk dua lokasi berupa PV Support satu set, PV Combiner satu buah, Panel MDP DC satu buah. Seluruh produk yang diperkirakan bernilai sekitar Rp800 juta tersebut merupakahn hasil produksi dari PT Wika Industri (WINNER), perusahaan yang terasosiasi dengan Wika. Indonesia dinilai juga perlu mencoba mengembangkan otonomi energi terbarukan di masing-masing daerah karena dunia mulai mengembangkan energi terbarukan agar tidak bergantung pada bahan bakar fosil pada masa depan. "Saat ini, tidak perlu lagi berbicara soal pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena risikonya jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya," kata pengamat energi Lilo Sunaryo yang juga doktor ahli turbin dari univeritas di Uni Soviet menanggapi wacana PLTN dijadikan sumber energi baru menggantikan energi fosil di Jepara, Selasa (24/3). Bahkan, lanjut dia, sejumlah negara mulai mengurangi PLTN dan beralih menggunakan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan tidak bergantung pada bahan bakar fosil. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pemerintah serius menjalankan program pengembangan energi terbarukan berbahan nabati. "Program pengembangan energi terbarukan berbahan nabati juga menjadi salah satu fokus kerja kami. Dari program mandatory bahan bakar nabati, kami harapkan tahun ini bisa mendapat 1,57 juta kiloliter," kata Sudirman Said di Jakarta, Sabtu (14/3). Menurut Sudirman, upaya mempercepat pengembangan "green diesel" membutuhkan dukungan yang luar biasa, baik dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat terutama para petani. (*/sun)