Kopi Arabika Sumbar Diekspor ke Lima Negara

id Kopi Arabika Sumbar Diekspor ke Lima Negara

Padang, (Antara) - Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Barat Fajaruddin mengatakan kopi arabika dari daerah itu telah diekspor ke lima negara di Asia, Eropa, dan Australia. "Petani di Sumbar secara mandiri telah mengekspor produksi kopi arabika kelas premium ke Thailand, Norwegia, Italia, Australia, dan Tiongkok dan mendapatkan tanggapan yang sangat baik," katanya di Padang, Rabu. Selain itu, menurut dia, Dinas Perkebunan setempat juga telah memperkenalkan produk kopi arabika itu ke Amerika Serikat. "Penikmat kopi di sana terkejut karena rasa kopi yang kita hidangkan memiliki rasa lemon yang khas, rasa kacang-kacangan bahkan rasa rempah-rempah," katanya. Menurutnya, rasa yang berbeda itu terjadi karena jenis dan kualitas tanah tempat kopi itu dihasilkan berbeda dengan ketinggian daerah yang berbeda pula. "Kopi dengan citarasa rempah misalnya dihasilkan dari daerah Kabupaten Tanah Datar, Solok dan Solok Selatan," kata dia. Dia mengatakan, rasa yang khas itu akan menjadi modal utama kopi arabika Sumbar untuk bersaing di tingkat internasional. "Kami optimis, kopi arabika akan menjadi produk unggulan Sumbar menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir 2015," kata dia. Menurut dia, luas perkebunan kopi di Sumbar saat ini mencapai 17 ribu hektar dengan produksi sekitar 15 ribu ton per tahun. "Luas itu masih berpotensi untuk bertambah karena lahan untuk pengembangan masih tersedia," kata dia. Saat ini menurut dia, kopi arabika asal Sumbar telah bisa dijual dengan harga Rp60 ribu per kilogram dari awalnya hanya Rp25 ribu per kilogram. "Bahkan untuk jenis premium, harga kopi Sumbar bisa Rp80 ribu per kilogram. Ini sangat menguntungkan petani kopi kita," kata dia. Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sebelumnya mengatakan, potensi kopi arabika di daerah itu harus benar-benar dikelola dengan baik. "Dinas terkait harus memberikan pendampingan kepada kelompok tani kopi yang ada di Sumbar agar harga dan kualitas kopi yang dihasilkan bisa bersaing di tingkat internasional," katanya. (*/jno)