Kostum Borobudur Dorong Pelaku Industri Kreatif Berkarya

id Kostum Borobudur Dorong Pelaku Industri Kreatif Berkarya

Jakarta, (Antara) - Perolehan penghargaan kategori Kostum Nasional Terbaik Miss Universe 2014 atas kostum bertema Chronicle of Borobudur mendorong pelaku industri kreatif berbasis budaya semakin mengembangkan karya mereka, kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri K. Wardani. "Indonesia punya kemampuan memenangkan persaingan global. Kemenangan Vira diharap mampu mendorong orang-orang di bidang seni kreatif berbasis budaya untuk terus mengasah diri dan meningkatkan kreasinya karena ada kesempatan besar," katanya di Jakarta, Senin. Dia mengemukakan Indonesia memiliki kekayaan budaya yang dapat dikreasikan melalui berbagai inovasi, termasuk dalam dunia mode, oleh para pelaku industri kreatif sehingga mampu bersaing di kancah internasional. "Indonesia lebih dari 500 etnis, salah satu yang bisa ditonjolkan adalah industri kreatif berbisnis kebudayaan," ujarnya. Ia mengatakan kebudayaan Indonesia harus semakin ditonjolkan di dunia internasional sehingga semakin dikenal dan dapat mendorong wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia karena karya seninya yang mengagumkan. Untuk itu, katanya, pemerintah Indonesia dapat memberikan fasilitas memadai untuk membantu para pelaku industri kreatif memperkenalkan Indonesia ke masyarakat internasional. Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira Wirayanti yang mengenakan kostum Borobudur itu pada ajang Miss Universe 2014 di Doral, Miami, Amerika Serikat, mengatakan Indonesia selain memiliki kebudayaan juga memiliki keramahtamahan sebagai daya pikat bagi dunia. Ia mengaku keramahtamahan itu ia bawa saat masa karantina, sejak 4-25 Januari 2015, di ajang Miss Universe 2015. Selain berbicara tentang kecantikan, katanya, pembicaraan mengenai isu di negara lain juga menjadi kunci menunjukkan rasa ketertarikan dan simpati kepada suatu negara sehingga mempererat hubungan persaudaraan. Ia juga mengatakan pengetahuan umum dan internasional menjadi salah satu bekal dalam menghadapi penjurian Miss Universe 2014. "Membina hubungan ga cuma dari konteks beauty tapi lihat bagaimana kita tertarik sama negara itu. Karena mereka apresiasi pas kita menanyakan isu-isu di negaranya. Itu gunanya menonton berita tiap hari. Training seminggu di New York, kata trainer harus mengikuti berita tiap hari tentang isu dunia, seperti perang Ukraina, ebola, pesawat hilang, kamu ga mau kelihatan bodoh kan?" katanya. Ia juga mengaku berusaha menjalin hubungan dengan peserta dari 87 negara lainnya yang mengikuti ajang Miss Universe 2014. "Berteman sama banyak negara, tanya politiknya ke Miss Rusia, dijelaskan bahwa Rusia ga komunis lagi. Ke Miss Nigeria tanya tentang ebola, mereka kagum Indonesia satu-satunya bertanya bukan tentang kecantikan tapi tentang politik, edukasi, birokrasi, dan itu semua diapresiasi," katanya. (*/jno)