Kadisdik : Media Bukan Lagi Sarapan Kedua

id Kadisdik : Media Bukan Lagi Sarapan Kedua

Jakarta, (Antara) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan edukasi media pada para pelajar sangat diperlukan karena saat ini media massa bukan lagi sarapan kedua. "Saat ini media massa bukan lagi sarapan kedua bagi pelajar, tapi sudah menjadi sarapan pertama. Begitu bangun tidur, yang dilakukan adalah membaca berita," ujar Arie saat membuka kegiatan gerakan pelajar melek media di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jakarta, Sabtu. Media massa, lanjut Arie, juga berperan dalam mengarahkan generasi muda ke arah yang lebih baik. Perangkat teknologi yang semakin canggih mendekatkan generasi muda dengan media massa. "Oleh karena itu, edukasi media diperlukan untuk mengarahkan generasi muda ke arah positif," kata dia. Peran dari komunitas wartawan juga sangat diperlukan untuk memberikan edukasi tersebut. "Masukan yang diberikan para wartawan semoga menjadi informasi bermanfaat," harap dia. Anggota Bidang Pendidikan PWI Artini Suparno mengatakan media massa acap menampilkan tayangan dan gambar yang semestinya tidak boleh ditonton para remaja. "Untuk menangani dampak negatif dari media massa, perlu kompetensi literasi media agar terhindar dari pengaruh buruk media massa," kata Artini. Penelitian Komisi Penyiaran Indonesia pada 2013, mengungkapkan terdapat 1.002 tayangan kekerasan tersebar di semua televisi. Adegan kekerasan di televisi, membuat pemirsa kesulitan membedakan mana yang merupakan realitas dan mana rekayasa teknologi, dan mana adegan yang manusiawi dan adegan bohong. "Kemerosotan akhlak dan moral generasi muda akan terjadi dengan cepat karena tayangan televisi," tambah Artini. Wartawan senior itu mensinyalir teknologi dan media massa mereduksi manusia menjadi budak-budak bahkan di luar pemahaman dan kontrol atas mereka sendiri. Manajer CSR Bank Rakyat Indonesia Eko Prasetyo mengatakan kegiatan tersebut didukung sepenuhnya oleh bank milik pemerintah tersebut. "Kegiatan itu bertujuan agar pelajar paham media massa, mampu memilah mana media yang baik dan mana yang tidak," kata Eko. Siswa kelas XI SMAN 52 Jakarta, Mega Putri, mengaku edukasi media yang didapatnya sangat bermanfaat. "Sangat penting kegiatan ini. Biar siswa tahu manfaat media dan tidak menyalahgunakan," ujar Mega. Mega berharap kegiatan seperti itu sering diselenggarakan, sehingga generasi muda bisa membedakan mana media yang baik dan buruk. (*/sun)