Lidah Mertua Flora Unik Anti Polusi

id Lidah Mertua Flora Unik Anti Polusi

Lidah Mertua Flora Unik Anti Polusi

Tanaman Lidah Mertua

Seiring meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyak kebutuhan manusia, mengakibatkan pencemaran lingkungan terjadi semakin meluas . Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara.

Sumber terbesar pencemaran udara berasal transportasi terutama kendaraan yang menggunakan bahan bakar yang mengandung zat pencemar, 60 persen dari pencemar yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15 persen terdiri dari hidrokarbon.

Sumber-sumber pencemaran udara lainnya berasal dari proses industri, pembuangan limbah dan kegiatan alam diantaranya kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara yang akan berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Selain membawa dampak negatif terhadap kesehatan manusia, pencemaran udara juga menyebabkan semakin meningkatnya konsentrasi karbondioksida di udara yang menjadi salah satu faktor peningkatan pemanasan global. Dampak pemanasan global telah dirasakan oleh sebagian penduduk di bumi ini seperti iklim yang mulai tidak stabil dan suhu global yang mulai meningkat. Hal ini tentu sangat membawa dampak negatif bagi lingkungan dan keberlangsungan hidup organisme.

Untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran udara perlu dilakukan suatu upaya untuk mengurangi tingkat kosentrasi bahan pencemar diudara. Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan tumbuhan sebagai tanaman yang dapat menyerap senyawa-senyawa pencemar udara. Tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman anti polusi adalah Sanseviera.

Tanaman Sansevieria merupakan salah satu jenis tanaman hias berupa herba yang tidak berbatang. Sansevieria lebih dikenal oleh mayarakat dengan nama lidah mertua. Tanaman lidah mertua memiliki bentuk daun keras, agak berdaging, tegak, dengan ujung meruncing. Tanaman lidah mertua memiliki warna daun yang beragam, mulai dari hijau tua, hijau muda, hijau keabu-abuan, perak, kombinasi warna putih-kuning atau hijau-kuning.

Daun tanaman lidah mertua juga memiliki motif yang beragam, ada yang mengikuti arah serat daun namun ada juga motif yang tidak beraturan seperti motif zig-zag. Tanaman lidah mertua umumnya diperbanyak dengan cara stek potongan daun. Teknik perbanyakan stek banyak dilakukan karena bahan induk yang digunakan relatif sedikit dan dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah yang besar.

Keunikan dari tananaman lidah mertua adalah dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang kurang subur seperti lahan yang kering, sinar matahari yang sedikit dan banyak polusi. Hal ini disebabkan karena tanaman lidah mertua ini termasuk ke dalam jenis succulent plants, yaitu tanaman yang menyimpan cadangan air dalam daun, batang dan akar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya pada kondisi lingkungan yang ekstrim seperti tanah kering dan sebagainya.

Succulent plants memiliki jalur fotosintesis Crassulacean Acid Metabolism (CAM Photosynthesis) yang mana stomata daun tanaman lidah mertua akan menutup pada siang hari sehingga kehilangan air akibat transpirasi dapat di minimalisir, sedangkan pada malam hari stomata tebuka dan karbondioksida diubah menjadi malat. Karbon dioksida dilepas pada siang hari dan terkonsentrasi dekat enzim Rubisco sehingga efisiensi fotosintesis meningkat.

Kemampuan tanaman lidah mertua dalam mengurangi polusi udara disebabkan karena setiap helai daun tanaman lidah mertua terdapat senyawa aktif pregnane glycoside yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun seperti kloroform, benzene, xilen, formaldehid dan triklorotilen yang dapat menyerang sistem saraf manusia, jantung, hati, paru-paru dan ginjal melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah menjadi senyawa organik gula dan beberapa senyawa asam amino.

Kemampuan tanaman lidah mertua untuk menyerap zat beracun dimanfaatkan dalam penghijauan lingkungan. Di jalur hijau, tanaman lidah mertua ini dimanfaatkan untuk menyerap racun asap kendaraan bermotor. Sementara itu, sebagai tanaman hias indoor, tanamana lidah mertua dapat mengatasi sick buiding syndrome yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan penggunaan AC dalam ruangan.

Bagi ibu rumah tangga, meletakkan tanaman lidah mertua di dapur sangat bermanfaat karena dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran. Selain itu tanaman lidah mertua merupakan tanaman satu-satunya yang dapat mengeluarkan oksigen selama 24 jam, sehingga sangat baik ditaruh di dalam ruangan tertutup dan dapat dijadikan sebagai tanaman hias pot dalam ruangan.

Tanaman lidah mertua merupakan tanaman hias sekaligus tanaman anti polusi yang mudah perawatannya. Tanaman ini tidak membutuhkan banyak air, dan dapat hidup pada media apapun serta intensitas cahaya yang dibutuhkan tidak terlu besar, sehingga tanaman lidah mertua dapat dijadikan sebagai flora unik anti polusi.

Penulis Adalah Mahasiswa Pascasarjana Unand Penerima Beasiswa Bakrie Graduate Fellowship 2013/2014