Pengusaha: Perekonomian 2015 Timbulkan Kepastian

id Pengusaha: Perekonomian 2015 Timbulkan Kepastian

Jakarta, (Antara) - Kondisi perekonomian nasional 2015 diperkirakan menimbulkan kepastian berusaha sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mencapai lima persen bahkan lebih tinggi lagi, kata Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan KADIN Indonesia Franciscus Welirang. "Kondisi ekonomi makro yang lebih mendukung di tahun 2015 lebih menimbulkan kepastian berusaha dan kondusif sehingga mendorong pertumbuhan industri terigu tumbuh sama atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi," kata Franciscus kepada pers di Jakarta, Selasa. Menurutnya, dengan sudah diumumkannya kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak beberapa waktu lalu, maka dunia usaha akan memulai tahun 2015 dengan lebih baik karena kondisi ekonomi diharap lebih stabil dibanding tahun politik 2014. Secara makro, tambahnya, kondisi perekonomian yang membaik di Amerika Serikat diperkirakan akan menaikkan kembali tingkat suku bunga di negaranya. "Sekalipun Jepang masih mengalami resesi, demikian juga diperkirakan negara-negara Eropa belum membaik ekonominya, namun masih ada harapan di negara Asia Timur yang pertumbuhannya masih baik seperti Indonesia," tambahnya. Indonesia, katanya, masih menjadi harapan, terlihat dari mulai diliriknya Indonesia oleh sejumlah produsen terigu dari Jepang, mengikat kerja sama dengan produsen terigu lokal. Dia menilai, selama kebijakan makro yang diambil tepat, tanpa banyak gangguan di bidang politik, maka posisi Indonesia lebih menjanjikan dibanding Tiongkok dan India. "Salah satu faktor yang juga mendukung kondisi industri terigu lokal adalah stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Demikian juga inflasi masih senantiasa menjadi tantangan, selain sejumlah faktor yang juga mempengaruhi daya saing Indonesia secara global dan peningkatan produktivitas kerja," kata Franciscus yang juga Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo). Selama sepuluh tahun terakhir, katanya, rata-rata pertumbuhan industri tepung terigu berkisar antara lima persen hingga enam persen. Bahkan saat ini Indonesia dijadikan sebagai basis industri terigu di wilayah Asia Timur sehingga orientasi industri terigu saat ini tidak hanya memproduksi untuk mengisi pasar di Indonesia saja, melainkan juga mengisi pasar di kawasan regional. Berdasar data yang dikompilasi Indonesia Research and Strategic Analysis (IRSA) dengan tambahan enam pabrik baru di Indonesia, antara lain Cerestar Flour Mills di Medan, Gresik, dan Cilegon, Wilmar Flour Mills di Gresik serta Pundi Kencana di Cilegon, maka tahun 2014-2015 total kapasitas pabrik naik menjadi sekitar 10,3 juta ton, meningkat dari kapasitas tahun 2013 sekitar sembilan juta ton, yang berasal dari 23 pabrik. Total kapasitas terpakai dari seluruh pabrik rata-rata 60 persen per tahun. Aptindo juga memaparkan tahun 2015, total 29 pabrik baru tepung terigu, terdiri atas 25 pabrik berada di Jawa dan di luar Jawa ada empat pabrik. Franky yang didampingi Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies, memaparkan juga tahun 2013 konsumsi terigu di dalam negeri 5,34 juta ton, meningkat 4,1 persen dibanding tahun 2012 . Sampai bulan November 2014 konsumsi naik menjadi 5,05 juta ton, meningkat 4,13 persen dibanding periode sama 2013. Kebutuhan ini dipasok dari produksi dalam negeri 96,4 persen, dan masih ada terigu impor 3,6 persen berasal dari Turki, India, dan Srilanka. (*/jno)