BKKBN: Masalah Bonus Demografi Sangat Serius

id BKKBN: Masalah Bonus Demografi Sangat Serius

Jatinangor, (Antara) - Bonus demografi merupakan masalah serius yang menuntut persiapan seluruh bangsa, kata Pelaksana tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Fasli Jalal. "Ini masalah yang sangat serius, kalau mau angkatan kerja di masa depan bisa bersaing," kata Fasli Jalal di Jatinangor, Kamis. Dia menyatakan hal tersebut pada Pertemuan Ilmiah Nasional Kependudukan dan Pembangunan Berkelanjutan di Universitas Padjadjaran. Dia menjelaskan bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding penduduk nonproduktif (0-14 dan 65 tahun ke atas). Kondisi ini dapat dilihat dari rasio ketergantungan terendah, yaitu 100 penduduk usia produktif hanya menanggung sekitar 44 usia nonproduktif. Hal ini terjadi karena menurunnya jumlah anak yang dimiliki keluarga Indonesia. Itu artinya beban yang ditanggung penduduk produktif makin sedikit. "Pada saat itu jumlah angkatan kerja juga sangat melimpah, hal ini bisa jadi bencana jika tidak dipersiapkan sejak dini karena bisa kalah saing dan akhirnya kesulitan mendapatkan pekerjaan," katanya. Karena itu, kata dia, semua pihak sejak saat ini harus bersiap menghadapi bonus demografi. Dia juga menambahkan, bonus demografi hanya bisa dinikmati jika angkatan kerja yang berlimpah berkualitas yakni berkualitas dari segi kesehatan, kecukupan gizi, dan pendidikan. "Yang harus dilakukan adalah peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, peningkatan kualitas kesehatan dan lain sebagainya," katanya. (*/jno)