Wapres: Peran Perempuan Kian Penting

id Wapres: Peran Perempuan Kian Penting

Jakarta, (Antara) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan peran perempuan dalam berbagai kegiatan kian penting, bahkan keterlibatannya dalam lapangan pekerjaan sudah bisa disejajarkan dengan pria. "Peran perempuan disejumlah bidang seperti politik makin besar, juga bidang pendidikan, pertanian dan industri," kata Jusuf Kalla saat memberikan sambutan sekaligus membuka Konferensi Besar XV Fatayar Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta, Jumat (21/11). Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa serta Ketua Umum PB NU Said Aqil Siraj. Konferensi Besar akan berlangsung 21-23 November 2014. Dikatakan wapres, salah satu makin besarnya peran perempuan adalah jumlah menteri yang duduk dalam kabinet saat ini berjumlah delapan orang, sementara dalam kibinet sebelumnya lima orang. Demikian juga mengenai kolom pekerjaan di KTP, dahulu kebanyakan masih diisi ikut suami atau ibu rumah tangga, "Tapi sekarang sudah diisi dengan profesi yang ditekuninya," kata Jusuf Kalla. Kemajuan teknologi, menurut wapres, juga memberikan andil perempuan bisa menjalankan profesinya dan terus berkembang maju. Dia mencontohkan teknologi mesin cuci serta mesin memasak nasi (rice cooker) yang bisa digunakan dengan hanya menekan tombol dan dalam waktu singkat, ikut mendorong kaum perempuan menjalankan tugas rumah tangga dengan sangat singkat. "Setelah mengerjalan pekerjaan di rumah yang dibantu dengan teknologi, perempuan selanjutnya bisa bekerja dan berkarir," tutur wapres. Faktor pendidikan, kata wapres, merupakan salah satu faktor yang juga ikut mendorong perempuan makin berkarir. Jusuf Kalla juga menyoroti banyaknya tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri diharapkan bisa berkurang dalam waktu lima tahun, dan untuk itu perlu diciptakan perbaikan ekonomi yang pada akhirnya bisa menciptakan lapangan pekerjaan. "TKW pasti akan mau bekerja di Indonesia walau gajinya lebih rendah dari setengahnya, mengingat bisa lebih dekat dengan keluarga. Mereka terpaksa bekerja di luar negeri karena saat ini susah mencari pekerjaan," ujar wapres. Fatayat NU didirikan 24 April 1950. Sebagai wadah perempuan NU, Fatayat mempunyai mandat untuk memperjuangkan pemenuhan hak-hak dasar perempuan. (*/WIJ)