PDAM Pasok Air Bersih untuk Korban Banjir

id PDAM Pasok Air Bersih untuk Korban Banjir

Padang Aro, (Antara) - Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Solok Selatan, Sumatera Barat, memasok air bersih untuk korban banjir di Nagari Sei Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo. "Karena di lokasi banjir tidak ada jaringan PDAM, maka kami memasok dari Lubuak gadang Kecamatan Sangir sebanyak satu tangki dengan kapasitas 4.000 liter," kata Direktur PDAM Solok Selatan, Taufig di Padang Aro, Kamis. Dia menyebutkan, pasokan air tersebut sudah dikirim sejak Kamis pagi, namun karena ada peningkatan akses jalan provinsi di Nagari Padang Air Dingin, Kecamatan Sangir Jujuan menyebabkan mobil terlambat sampai di lokasi. "Satu unit mobil tangki berkapasitas 4.000 liter tersebut kami siagakan di lokasi banjir untuk memenuhi kebutuhan warga yang kesulitan air bersih," jelasnya. Jika pasokan air 4.000 liter tersebut masih kurang, imbuhnya, maka PDAM akan mencari sumber air yang layak dan terdekat dengan lokasi supaya pengiriman untuk warga bisa cepat. Untuk saat ini jaringan PDAM yang terdekat dari lokasi banjir berada di Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari. Camat Sangir Balai Janggo, Muslim mengatakan, sekarang warga korban banjir memang sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan mereka. "Semua sumber mata air yang dimiliki warga berupa sumur tidak bisa di manfaatkan karena keruh dan bercampur lumpur akibat banjir yang terjadi pada Rabu (19/11) malam," katanya. Ia menambahkan, warga korban banjir sangat membutuhkan air bersih sebab mereka sudah mulai kembali ke rumah masing-masing. "Warga sudah mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur yang tergenang di dalam rumah, tetapi mereka saat ini membutuhkan air bersih," jelasnya. Dia berharap, pihak terkait bisa mengirimkan air bersih secepat mungkin sehingga bisa di manfaatkan secepatnya oleh warga. Hujan yang melanda daerah itu sejak Rabu (19/11) sore menyebabkan Sungai Batang Pangean yang berada di Kecamatan Sangir Balai Janggo meluap bercampur lumpur pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB hingga mencapai ketinggian tiga meter. Banjir berlumpur atau galodo itu merendam sekitar 150 rumah warga yang berada dua jorong di Nagari Sei Kunyit, yakni Jorong Pasar dan Taratak serta perumahan karyawan PTPN VI. Akibat banjir tersebut memaksa petugas gabungan mengevakuasi 821 warga dari 146 kepala keluarga tersebut merupakan yang terbesar sejak 1978. Pemerintah daerah juga sudah membuat dua unit dapur umum untuk memenuhi kebutuhan korban banjir. (*/rik/jno)