Rekompak Berhasil Bangun Huntap Bagi Korban Merapi

id Rekompak Berhasil Bangun Huntap Bagi Korban Merapi

Sleman, (Antara) - Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas (Rekompak) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah berhasil membangun hunian tetap (huntap) bagi para korban erupsi Gunung Merapi, yang meletus pada 2010. "Program Rekompak Direktorat Jenderal Cipta Karya (Kemenpupera) ini sudah berlangsung empat tahun. Rekompak telah berhasil membangun hunian tetap sebanyak 476 unit rumah di Kabupaten Magelang dan 2.040 di Kabupaten Sleman," kata Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kemenpupera Adjar Prajudi di Sleman, Kamis. Adjar mengatakan bahwa hunian tetap bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi itu dilengkapi dengan 312 titik kegiatan infrastruktur dasar permukiman dan prasarana untuk kebutuhan Pengurangan Resiko Bencana (PRB). Menurut dia, program Rekompak itu juga memfasilitasi pembangunan 1.145 titik kegiatan infrastruktur dasar yang tersebar di 106 desa terdampak erupsi di Kabupaten Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolali. Adjar menyebutkan, sebagian dana yang digunakan dalam pembangunan huntap itu berasal dari hibah atau bantuan yang diberikan oleh beberapa negara melalui Bank Dunia. "Jadi, rumah-rumah ini kami bangun bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi Merapi, dan tempat tinggal mereka sekarang sudah berada pada jarak yang relatif aman bila terjadi erupsi Merapi lagi," ujar dia. Dalam keterangan tertulis, Direktur Jenderal Cipta Karya Kemenpupera Imam S Ernawi menyampaikan bahwa pembangunan huntap bagi korban erupsi Merapi itu merujuk pada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor rumah dan permukiman yang dilakukan melalui pendekatan relokasi permukiman dari Kawasan Rawan Bencana III ke area yang lebih aman. "Relokasi ini dilakukan di lahan milik warga sendiri atau relokasi mandiri dan atau di tanah yang disiapkan pemerintah daerah atau relokasi kolektif," kata Imam. Sementara itu, Adjar mengungkapkan bahwa, dalam proses pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang panjang itu, ada banyak tantangan yang dihadapi, terutama jumlah korban dan kerugian erupsi Merapi yang cukup besar. Korban erupsi Gunung Merapi itu mencapai 386 korban tewas, dan lebih dari 500 orang terluka. Selain itu, sebanyak 3.524 rumah di Yogyakarta dan Jawa Tengah hancur dan rusak berat. Sebanyak lebih dari 350.000 warga harus pergi meninggalkan kampung halaman untuk menyelamatkan diri. "Total kerugian mencapai Rp3,62 triliun," ungkap Adjar. Tantangan berikutnya, menurut dia, adalah mencari cara agar permukiman yang telah dibangun tersebut bisa menjadi permukiman yang lestari. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah daerah dan masyarakat perlu melakukan berbagai upaya yang dapat menjadi dasar dan landasan keberlanjutan bagi terciptanya kawasan permukiman masyarakat berbasis ekologi dan pengurangan risiko bencana. (*/sun)