BKKBN: Pemuda Adalah Investasi Menghadapi Bonus Demografi

id BKKBN: Pemuda Adalah Investasi Menghadapi Bonus Demografi

Jakarta, (Antara) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa pemuda merupakan investasi untuk menghadapi peluang bonus demografi. "Pemuda adalah investasi dalam menghadapi bonus demografi yang puncaknya diperkirakan terjadi di Indonesia pada 2020-2030," kata PLT Kepala BKKBN Fasli Jalal di Jakarta, Kamis. Dia menjelaskan bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding penduduk nonproduktif (0-14 dan 65 tahun ke atas). Kondisi ini dapat dilihat dari rasio ketergantungan terendah, yaitu 100 penduduk usia produktif hanya menanggung sekitar 44 usia non produktif. Hal ini terjadi karena menurunnya jumlah anak yang dimiliki keluarga Indonesia. Itu artinya beban yang ditanggung penduduk produktif makin sedikit. Meski demikian, dia mengakui bahwa ada beberapa persoalan yang harus dituntaskan bersama-sama. "Salah satunya belum ada jaminan ketersediaan lapangan kerja untuk menampung 70 persen penduduk usia kerja pada tahun 2020-2030," katanya. Dia menambahkan, jumlah angkatan kerja pada 2013 mencapai 121 juta orang dengan pendidikan dasar 54,6 juta 47,90 persen pendidikan menengah 55,3 juta, diploma 3,2 juta, dan universitas 7,9 juta. Sementara pengangguran terbuka mencapai 7,4 juta orang 5,92 persen. Sebanyak 3,4 juta atau 46 persen diantaranya adalah pengangguran terdidik atau lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi. "Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan negara maju yang lulusan perguruan tingginya rata-rata 40 persen dan menengah juga 40 persen," katanya. Karena itu, Fasli meminta semua pihak untuk bersama-sama melakukan berbagai persiapan dalam menghadapi bonus demografi. (*/sun)