Ratusa Warga Saksikan Prosesi Pertama Pesta Budaya Tabuik

id Ratusa Warga Saksikan Prosesi Pertama Pesta Budaya Tabuik

Pariaman, (Antara) - Ratusan warga Kota Pariaman, Sumatera Barat, menyaksikan prosesi "Maambiak Tanah" (Mengambil Tanah) pada Pesta Budaya Tabuik 2014 yang dilakukan kelompok Pasa dan Subarang dari dua nagari, Sabtu. Ketua Pelaksana Tabuik Nagari Pasa, Firman Zuhri, di Pariaman, mengatakan, prosesi Maambiak Tanah merupakan simbol pengambilan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein yang mati syahid pada perang Karbala melawan penguasa Yazid Bin Muawiyah. Pelaksanaan prosesi itu di dua tempat berbeda dengan diiringi ratusan warga. Meskipun dianggap sakral, kata dia, panitia dan semua penyelenggara Tabuik Pariaman mempertunjukan setiap prosesi ritual budaya tersebut ke pengunjung. Prosesi ini dimulai dari daraga atau tempat pembuatan Tabuik sampai ke tempat pengambilan tanah, kemudian kembali ke daraga dengan diiringi dengan gandang tasa atau musik tradisional Pariaman, kata dia. Ia menjelaskan, prosesi tersebut dilakukan seorang laki-laki dari keluarga Tabuik dengan memakai pakaian putih sebagai lambang kejujuran dan kesucian kepemimpinan Husein. "Setelah tanah yang diambilm dibungkus dengan kain putih kemudian dimasukkan ke belanga yang juga dibungkus kain putih dan diletakkan di daraga masing-masing dua kelompok Tabuik dan ini menunjukkan bahwa prosesi pertama sudah dilakukan," katanya. Sementara itu, Ita (39) warga Galombang, Pariaman, mengaku tetap antusias menyaksikan prosesi mengambil tanah meskipun sudah tiap tahun diadakan. "Karena setahun sekali, jadinya kami warga Pariaman ingin kembali melihat prosesi itu, apalagi kondisi sungai yang diambil tanahnya sudah berbeda," kata Ita. Ia mengajak keluarga dan tetangga untuk bersama-sama menyaksikan prosesi tersebut yang dimulai sehabis waktu maghrib. Pesta Budaya Tabuik berlangsung dari tanggal 1 hingga 10 Muharram, yang disesuaikan puncaknya pada Minggu (9/11). Tabuik telah menjadi ikon budaya bagi masyarakat kota Pariaman dalam rangka memperingati hari Asyura tanggal 10 Muharram, yang dinisbahkan dengan gugurnya Imam Husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Tabuik, berupa menara bambu dan berhias dengan replika "Buraq" itu sudah berkembang menjadi tradisi pesta budaya tahunan yang mengundang puluhan ribu pengunjung setiap tahun, yang ditandai dengan mengarak, menghoyak dan melarung tabuik atau keranda dan simbol-simbol tragedi ke laut. (*/sun)