Pakar Lingkungan: Lumpur Lapindo Bisa Dibuat Batu Bata

id Pakar Lingkungan: Lumpur Lapindo Bisa Dibuat Batu Bata

Jakarta, (Antara) - Pakar Lingkungan Universitas Indonesia Mohammad Hasroel Thayib mengatakan lumpur Lapindo di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengolahnya menjadi batu bata atau sejenisnya. "Lumpur Lapindo bisa juga dimanfaatkan untuk membuat paving block atau jenis-jenis keramik. Belum lagi kalau dibuat batu-bata yang sudah pasti akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar lokasi. Bila sudah dimanfaatkan orang akan berpikir ternyata lumpur ini bermanfaat," kata Thayib di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan cara pandang yang harus dilakukan adalah mengubah musibah menjadi manfaat dan cara memanfaatkan lumpur Lapindo menjadi bahan bangunan dan rumah tangga adalah langkah efektif. "Teknologi yang digunakan sederhana, dimasukkan dalam cetakan kemudian dibakar. Sederhana sekali karena dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga. Kenapa tidak mencoba untuk memanfaatkannya," tutur dia. Ia mengatakan, dari sisi daya tahan terhadap beban, batu bata bersumber dari lumpur Lapindo mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan batu bata lainnya dari sumber berbeda seperti yang diolah perajin di beberapa daerah. Bahkan, menurut dia, daya tahan batu bata lumpur Lapindo telah melalui uji coba sehingga perajin yang ingin memanfaatkannya tidak perlu khawatir takut mutunya buruk dan tidak bisa bersaing. "Saya sudah melakukan uji coba dan hasilnya baik. Bata dari lumpur Lapindo bagus, kuat dan tidak kalah dengan bata lainnya. Sekarang ini adalah tinggal kemauan perajin untuk memanfaatkannya karena pengerjaannya sederhana," ujarnya. Semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc tercatat pertama kali terjadi pada 29 Februari 2006 di Dusun Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bencana ini meluas ke Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin dengan total lebih dari 10.000 unit rumah warga dan lebih dari 70 rumah ibadah terendam lumpur yang mencakup lebih dari 600 hektare. (*/sun)