Pengusaha Ikan Bilih Kering Beralih Profesi

id Pengusaha Ikan Bilih Kering Beralih Profesi

Pengusaha Ikan Bilih Kering Beralih Profesi

Pedagang ikan bilih. (antarasumbar/ Iggoy el Fitra)

Padang, (Antara) - Pengusaha ikan bilih kering di Danau Singkarak, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar terpaksa beralih profesi karena populasi ikan endemik itu berkurang. "Saya terpaksa beralih usaha lain karena ikan bilih sekarang ini tidak ada sama sekali," kata Meli (40), saat dihubungi dari Padang, Selasa. Ikan Bilih dengan nama ilmiah Mystacoleucus padangensis merupakan ikan air tawar yang menyebar terbatas (endemik) di Danau Singkarak. Ia mengaku kurangnya pasokan ikan bilih dari nelayan sudah terjadi sejak Agustus lalu dan kondisinya sekarang kosong sama sekali. Meskipun ada, katanya, harganya pun akan sangat mahal bisa mencapai 100 persen dari harga normal. "Sekarang harga ikan bilih kualitas baik itu Rp250 ribu per kilogram, sementara harga normal biasanya Rp100 ribu per kilogram," katanya. Selain ikan bilih, pedagang kini lebih banyak menjual ikan pora-pora dari Sumatera Utara (Sumut). Kondisi demikian, katanya, pernah terjadi pada tahun 2004 di mana saat itu ikan bilih berkurang drastis menyusul curah hujan yang sedikit. Ia menyebutkan di Danau Singkarak sudah terjadi eksploitasi besar-besaran atas ikan bilih tersebut selain kondisi danau yang sudah kotor. "Ikan bilih belum bertelur, sudah ditangkap, karena itu populasinya jadi semakin berkurang," sebutnya. Sementara itu, seorang nelayan bilih, Syaf (52) mengaku hasil tangkapannya terus berkurang sejak dua bulan terakhir. Hal tersebut, membuat dirinya mencoba mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yakni mengambil pensi (kerang air tawar) di tepian Danau Singkarak. Ia mengatakan jika kondisi seperti ini tetap berlangsung, ikan bilih sudah tidak menjanjikan lagi bagi generasi mendatang. (*/goy)