Unand Gelar Sidang Istimewa Dies Natalis ke 58

id Unand Gelar Sidang Istimewa Dies Natalis ke 58

Padang, (Antara) - Universitas Andalas (Unand) Padang menggelar sidang senat istimewa untuk menyambut ulang tahun atau Dies Natalis ke 58 di Kampus Unand Limau Manis Padang, Senin. "Sidang senat istimewa ini merupakan bagian utama dari kegiatan perayaan ulang tahun Unand ke 58,selain penutupan tanggal dua empat september mendatang" kata Ketua Panitia Dies Natalis Unand ke 58 Ahmad Syafrudin Indrapriyatna, di Padang, senin. Dia menyebutkan dalam acara peringatan ini, hadir Wakil Menteri Keuangan RI II Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro yang ikut menyampaikan orasi ilmiahnya. Disamping itu peringatan dies natalis ini juga disertai dengan penyampaian pidato rektor tentang pencapaian Unand selama 2014. Untuk tema tahun ini kata Ahmad, yakni Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Mempercepat peningkatan daya saing Unand. Tujuan menggunakan tema teknologi ini karena bidang tersebut merupakan prioritas utama pengembangan bagi Unand di masa pembangunan tahap renstra kedua ini yakni 2014-2018. Disamping penguatan dalam hal sumber daya manusia dan upaya meningkatkan kegiatan ekonomi bangsa melalui wirausaha, katanya. "Selain itu Unand juga sedang giat mengembangkan berbagai infrastruktur yang berbasis teknologi elektronik," katanya. Sementara itu, rektor Unand Werry Darta Taifur dalam pidato dies natalisnya menyampaikan bahwa pencapaian Unand dalam segala bidang pada tahun ini masih banyak kekurangan. Dia menyebutkan prestasi Unand yang meraih akreditasi A, pencapaian pengelolaan keuangan WTP, dan peringkat 8 dalam kategori kampus model lingkungan, belum diiringi dari segi sumber daya manusianya. Ini terlihat dari masih banyaknya program studi yang terakreditasi C dan B. Disamping itu dari segi sumber daya pengajar, saat ini Unand baru memiliki dosen dengan gelar doktor sebanyak 312 orang di seluruh fakultas. Dan jika dalam 2 atau 3 tahun mendatang sebanyak 309 orang dosen yang sedang menimba S3 menjadi doktor jumlahnya menjadi 45 % dari keseluruhan pengajar di Unand yang mencapai 1.366 orang. Ini mengandung arti sebagai hambatan bagi Unand untuk melakukan percepatan menjadi salah satu perguruan tinggi "Center Of Excellence" di Indonesia, imbuhnya. Selain sumber daya manusia kata Werry, Unand juga mengalami permasalahan dalam bidang anggaran, terutama terkait belanja per mahasiswa. Dimana pada tahun ini anggaran belanja per mahasiswa S1 mengalami peningkatan dari Rp 17,1 juta tahun 2013, menjadi Rp 23,1 juta. Anggaran terbesar dari belanja per mahasiswa ini yakni keperluan gaji pegawai, biaya operasional mahasiswa, dan beasiswa. Untuk itu katanya, Unand membutuhkan berbagai usaha mandiri dalam rangka meningkatkan pendapatannya. Akan tetapi semua itu dapat terwujud apabila Unand telah mencapai kategori Perguruan tinggi berbadan hukum, sebagaimana universitas favorit lain di Indonesia. "Meskipun demikian, pencapaian yang dilakukan Unand ini telah melewati target yang dibebankan direktorat Pendidikan Tinggi," kata Werry. (**/den)