Jokowi Rentan Diserang Isu Boneka dan Asing

id Jokowi Rentan Diserang Isu Boneka dan Asing

Jokowi Rentan Diserang Isu Boneka dan Asing

Joko Widodo (Jokowi). (Antara)

Jakarta, (Antara) - Lembaga peneliti media sosial Public Virtue Institute menyatakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan rentan mendapat serangan, atas isu "presiden boneka" dan keterlibatannya dengan pihak asing, oleh pihak-pihak yang menjadi oposisi di dalam pemerintahannya kelak. "Kampanye kotor di media sosial atau online smear campaign bisa membalikkan keadaan, menyerang Jokowi, apalagi kalau kubu oposisi Jokowi nanti terus menyuarakan isu 'presiden boneka' dan dominasi asing yang memang rentan bagi Jokowi. Kalau isu komunisme dan zionis itu kejauhan menurut saya," kata Deputi Direktur Eksekutif Public Virtue Institute John Muhammad, dalam diskusi di Jakarta, Kamis. John Muhammad mengatakan isu "presiden boneka" dan dominasi asing rentan bagi Jokowi, karena seolah terverifikasi dengan fakta-fakta yang hadir belakangan ini. John mencontohkan, saat ini Jokowi membangun sebuah "rumah transisi"untuk menyaring menteri dalam kabinetnya kelak apabila resmi dilantik. Rumah transisi itu diketuai oleh Rini Soemarno yang disebut-sebut sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri. Meskipun dominasi Megawati dalam pemerintahan Jokowi masih perlu dibuktikan kebenarannya, menurut dia hal itu bisa menjadi sebuah verifikasi bagi publik, jika isu "presiden boneka" terus disuarakan. "Jadi isu boneka dan asing itu terverifikasi, contohnya ada Megawati, Rini, dan Hendropriyono di rumah transisi. Itu bisa menjadi senjata bagi kubu Prabowo, atau siapapun yang menjadi oposisi nantinya, sedangkan bagi Jokowi itu sebuah ranjau politik," kata John. Di sisi lain menurut dia, publik juga akan mengontrol atas kebenaran atas itu tersebut seiring waktu yang berjalan. John memperkirakan, bahwa kampanye kotor akan terus berlangsung meskipun proses pilpres telah berlangsung. Kampanye kotor yang telah digunakan selama proses pilpres akan menjadi sebuah "investasi" bagi pihak lawan untuk menyerang di masa datang. Kurang Cerdik Lebih jauh John menilai selama ini kubu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa kurang cerdik dalam melancarkan serangan di media sosial. Menurut dia, isu-isu yang dilontarkan kubu Prabowo-Hatta untuk mempengaruhi opini publik cenderung berganti-ganti. "Seandainya smear campaign yang dilontarkan bisa lebih cerdik maka situasinya saat ini bisa berbeda. Misalnya, seandainya kampanye 'presiden boneka' itu sejak awal dieksploitasi secara terus menerus, bisa berbeda situasinya. Tapi Prabowo-Hatta cenderung berubah-ubah, misalnya kemudian mengangkat isu komunisme dan lain sebagainya," ucap dia. KPU sendiri telah menetapkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih berdasarkan hasil rekapitulasi nasional perolehan suara Pilpres 2014. Sementara kubu Prabowo-Hatta masih berupaya membuktikan di Mahkamah Konstitusi bahwa proses Pilpres 2014 diliputi kecurangan terstruktur, sistematis dan masif. (*/jno)