Sumber Pangan Lokal Tentukan Kedaulatan Pangan

id Sumber Pangan Lokal Tentukan Kedaulatan Pangan

Jakarta, (ANTARA) - Ketua Institut Kedaulatan Pangan Tejo Pramono mengatakan strategi menuju kedaulatan pangan untuk jangka panjang perlu dilakukan pemaksimalan sumber pangan lokal. "Yakni bagaimana bisa mencari komoditasi pangan yang bisa ditanam didalam negeri sebagai subtitusi dari tepung terigu berbasis gandum," kata Tejo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan dari puluhan jenis tanaman pangan setidaknya ada beberapa diketahui masyarakat dan petani sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Tejo mencontohkan yaitu jagung, singkong, ubi rambat, sagu, sukun dan Ganyong. "Beberapa yang populer adalah ganyong dan singkong sebagai 'Modified Cassava Flour' (MOCAF)," ujarnya. Menurut dia, diversifikasi pangan hanya bisa berhasil apabila dikaitkan dengan strategi pengindustrian pangan dan peningkatan nilai tambah. Untuk itu dia menyarankan strategi besar wajib dirumuskan dan dilaksanakan untuk mewujudkan rencana tersebut. Dia mengatakan jika hal itu dapat dilaksanakan maka apa yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan pada pasal 1 ayat 2 bisa tercapai. Dia menjelaskan isi undang-undang tersebut yaitu kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Data produksi gabah secara nasional dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2010 produksi gabah Indonesia tercatat sebanya 66.469.394 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 37.222.861 ton beras. Pada tahun itu, kebutuhan beras nasional hanya 33.055.968 ton atau surplus beras 4.166.893 ton. Menurut data BPS pada tahun 2011, produksi gabah nasional menyebutkan turun dari tahun sebelumnya menjadi 65.740.946 ton setara 36.959.560 ton beras. Konsumsi beras pada tahun itu sebesar 33.045.274 ton, sehingga terjadi surplus beras 3.914.286 ton. Untuk mencapai target swasembada beras sebesar 10 juta ton Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras tahun 2012 menjadi 38,13 juta ton atau naik 3,17 persen dari tahun 2011 yang hanya 36,95 juta ton. Pada 2013 produksi ditargetkan sebesar 40,51 juta ton beras atau naik 6,25 persen dari tahun sebelumnya. Sehingga, pada 2014 tercapai surplus 10 juta ton beras dengan produksi 43,05 juta ton atau naik 6,25 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka produksi kedelai tahun ini diperkirakan turun 8 persen, angka itu tercatat dalam Angka Ramalan II (ARAM II) 2012 yang diumumkan BPS, Kamis (1/11). Produksi kedelai tahun ini berdasarkan ARAM II 2012 sebesar 783,16 ribu ton biji kering atau turun 68,13 ribu ton dibandingkan dengan pada tahun lalu. Menurut data BPS penurunan produksi ini terjadi di Jawa sebesar 34,06 ribu ton dan di luar Jawa sebesar 34,07 ribu ton. Sedangkan produktivitas tanaman kedelai diperkirakan naik tipis sebesar 0,05 kuintal persen per hektare atau 0,37 persen. (*/jno)