Permainan Ketangkasan Diminati Wisatawan Danau Kembar

id Permainan Ketangkasan Diminati Wisatawan Danau Kembar

Alahan Panjang, Sumbar, (Antara) - Beragam permainan ketangkasan menjadi daya tarik bagi pengunjung di objek wisata Danau Di Atas, salah satu danau kembar, di Alahan Panjang, Sumatera Barat di samping panoramanya yang menawan. Pada hari pertama Lebaran para pengunjung sudah mulai berdatangan ke objek wisata di tepi Danau Di Atas, Senin, setelah mereka bersilaturahim dengan keluarga. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 para pengunjung bisa menikmati dan bermain air di tepi danau. Salah satu permainan yang diminati adalah permainan ketangkasan seperti memasukan gelang ke dalam sasaran, di antaranya minuman ringan, rokok dan minyak wangi serta jam tangan. Pengelola menjual lima gelang rotan senilai Rp5.000 maka mereka bisa melemparkannya ke sasaran tadi. Kegiatan lain adalah naik perahu dayung ke tengah danau atau sekadar bermain ayunan. Pengelola menyatakan pada hari Sabtu dan Minggu, jumlah pengunjung di objek wisata tersebut bisa mencapai 400 orang per hari. Angka tersebut akan lebih besar pada saat Lebaran karena pengelola akan mendatangkan organ tunggal. Danau di Atas juga mempunyai ikon baru yang layak di singgahi yakni Masjid Ummi yang baru diresmikan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada Maret 2014. Masjid yang berkubah berwarna tembaga dan dihiasi kaligrafi arab itu di bangun di pinggir danau. Umat Islam yang singgah di masjid tersebut bisa menyusuri anak tangga yang berada di belakang masjid hingga mencapai tepian danau sambil menikmati dinginnya air danau dan sejuknya udara Alahan Panjang. Danau kembar, Danau Di Atas dan Danau Di Bawah adalah objek wisata andalan yang terletak di kabupaten Solok dan menjadi tujuan rekreasi favorit karena udaranya yang sejuk bahkan ketika matahari bersinar terik di siang hari sekali pun. Seperti halnya puncak, di Jawa barat, Alahan Panjang juga memiliki perkebunan teh di sebagian jajaran perbukitan. Perkebunan teh yang di kelola PTP VII sudah ada sejak zaman Belanda sementara di sisi lain pergunungan bukit barisan, pepohonan masih tumbuh subur mengelilingi danau dan perkebunan teh. Salah satu buah favorit wisatawan untuk dibawa pulang adalah markisa manis dan terong belanda yang acap dijadikan jus di rumah makan Minang. (*/sun)