Kemenhub: Mandala Tutup karena Ketidakmampuan Pembiayaan Operasional

id Kemenhub: Mandala Tutup karena Ketidakmampuan Pembiayaan Operasional

Jakarta, (Antara) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyatakan maskapai penerbangan Mandala Tiger memutuskan untuk tutup atau tidak beroperasi antara lain karena ketidakmampuan dalam melakukan pembiayaan operasional. Siaran pers Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menyatakan dengan alasan ketidakmampuan pembiayaan operasional, Mandala Tiger memutuskan menghentikan operasi per 1 Juli 2014. Selain itu diterangkan pula bahwa penutupan juga dilakukan mengingat kondisi penerbangan yang kurang menguntungkan pada 2013, di mana pertumbuhan penumpang seluruh penerbangan di Indonesia hanya sebesar 6 persen. Padahal, berbagai maskapai juga dibebani kenaikan harga bahan bakar minyak serta avtur, dan turunnya nilai mata uang rupiah yang berdampak pada naiknya harga tiket pesawat udara sehingga berakibat adanya perubahan prioritas. Semua hal tersebut dinilai telah menempatkan seluruh pelaku bisnis terutama angkutan udara pada posisi bisnis yang tidak mudah, terutama perusahaan angkutan udara dengan pangsa pasar kelas menengah ke bawah atau "low cost carrier". Siaran pers itu juga menyebutkan bahwa rencana penghentian operasi tersebut telah disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan beberapa minggu sebelum pelaksanaan penghentian operasi untuk mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan timbul terkait dengan penghentian operasi ini. Sebelumnya, maskapai penerbangan Mandala, yang beroperasi dengan merek Tigerair Mandala, menghentikan kegiatan operasionalnya terhitung mulai tanggal 1 Juli 2014. "Keputusan yang diambil oleh Dewan Direksi PT Mandala Airlines merupakan keputusan yang sangat berat," kata Ketua Dewan Komisaris Mandala Jusman Syafii Djamal dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (18/6). Dewan Mandala dilaporkan mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain kondisi pasar yang sedang turun, serta meningkatnya biaya operasional akibat depresiasi rupiah yang cukup tajam. Menurut Jusman yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan itu, pihaknya telah berusaha mencari berbagai solusi untuk tetap beroperasi termasuk berdiskusi dengan calon mitra strategis dan penanam modal. "Kelebihan kapasitas maskapai dibandingkan dengan jumlah penumpang, melemahnya nilai tukar Rupiah yang mencapai dua puluh persen sejak awal 2013 membuat meningkatnya biaya operasional Mandala secara signifikan," katanya. Sejak beroperasi kembali di bulan April 2012, Mandala terus mengalami kerugian, sementara perkembangan industri yang menantang membuat pemegang saham sulit untuk terus memberikan dukungan keuangan kepada Mandala. "Dewan meninjau posisi Mandala dan memutuskan bahwa Mandala tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan operasionalnya," ucapnya. (*/jno)