Pariaman (ANTARA) - Sebanyak 114 siswa SD di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengikuti lomba Bahasa Ibu dalam Festival Bahaso Piaman yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Pariaman Utara guna mengangkat kekayaan bahasa dan budaya lokal di daerah itu.
"Mudah-mudahan lewat kegiatan seperti ini, kita bisa menggali lagi potensi bahasa Piaman dan menanamkan kecintaan anak-anak terhadap bahasa ibunya," kata Wali Kota Pariaman Yota Balad saat pelaksanaan Festival Bahaso Piaman di Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan kegiatan ini penting dilaksanakan guna membangun kebanggaan generasi muda terhadap identitas lokal mereka di tengah pengaruh teknologi dan globalisasi yang dapat mengancam keberlangsungan bahasa ibu.
Apalagi, kata dia bahasa Minangkabau dialek Piaman kerap terdengar asing bagi etnis minang lainnya di Sumbar sehingga membuat generasi muda asal daerah itu terkadang tidak percaya diri menggunakan bahasa ibunya di luar Pariaman.
"Mungkin sebagian orang Pariaman merasa minder karena dialek kita sering terdengar berbeda dari daerah Minang lainnya. Kadang kalau ke daerah lain, kita disindir karena logat Piaman ini sangat khas,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi kegiatan tersebut karena dapat kembali membangkitkan rasa percaya diri generasi muda Pariaman untuk menggunakan bahasa Minangkabau dialek Pariaman.
"Disinilah keindahannya, festival seperti ini membuat anak-anak kita kembali bangga dengan bahasanya sendiri,” ujarnya.
Ia berharap melalui festival ini generasi muda Pariaman dapat menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap dialek Piaman sebagai warisan budaya yang harus dijaga.
“Ke depan, kami akan mengupayakan agar materi dialek Piaman juga masuk dalam pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) di sekolah di Pariaman," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Bahaso Piaman, Roza Sepri Antoni mengungkapkan ide penyelenggaraan lomba ini berawal dari keprihatinan pihaknya terhadap menurunnya kecintaan anak-anak terhadap budaya lokal.
“Padahal Pariaman dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan Minangkabau di Sumatera Barat. Melalui lomba ini, kami ingin merevitalisasi bahasa Piaman sekaligus menyemai kembali bakat-bakat siswa SD di bidang bahasa dan sastra,” katanya.
Roza menuturkan, para pemenang lomba tingkat kota ini nantinya akan diikutsertakan pada Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat provinsi, dan pemenang di tingkat provinsi akan melangkah ke tingkat nasional.
“Ini menjadi kesempatan bagi anak-anak Pariaman untuk membawa bahasa Piaman ke panggung yang lebih luas,” tambahnya.
Adapun yang diperlombakan dalam festival tersebut yaitu berpidato, berdendang, bercerita, serta membaca dan menulis pantun yang semuanya menggunakan bahasa Minangkabau dialek Piaman.