Lubuk Sikaping (ANTARA) - Bupati Pasaman, Sumatera Barat Benny Utama mengatakan sekitar 3.000 warga daerah itu masih mengungsi di lima titik posko akibat rumah mereka mengalami rusak setelah gempa bumi melanda daerah itu, Jumat (25/2). 


"Mereka mengungsi di halaman Kantor Camat Tigo Nagari, Lapangan Bola, Malampah, Binjai dan Salareh Aia Kabupaten Agam," katanya di Lubuksikapiang, Minggu. 


Ia mengatakan, bagi korban gempa tersebut sudah didistribusikan bantuan sembako dan keperluan lainnya. 


Bantuan itu berasal dari pemerintah kabupaten, kota, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lainnya. 


"Ini bentuk kebersamaan antar kabupaten dan kota dalam menghadapi bencana alam, karena ini tugas kita bersama. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan," katanya. 


Ia menambah, gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang wilayah Sumatera Barat tepatnya 17 km timur laut Pasaman Barat pada Jumat pukul 08.39 WIB, mengakibatkan enam warga meninggal dunia atas nama Fitri (4) Susi Susanti (26), Nian (74), dan Nuraya (75), sedangkan korban laki-laki adalah Amaik (17), dan Rodi (32).


Sementara empat warga lainnya masih hilang dan sedang proses pencarian oleh Tim SAR gabungan. 


Total bangunan rusak belum terdata pasti dan diperkirakan sekitar 3.000 unit kondisi rusak berat dan ringan. 


"Kita mengusahakan dalam masa tangap darurat ini akan didata total bangunan yang rusak baik rumah, tempat ibadah, jalan, jembatan dan lainnya," katanya. 


Sementara Bupati Agam Andri Warman menambah Pemkab Agam ikut berduka atas gempa bumi melanda Pasaman dan Pasaman Barat. 


Pemkab Agam telah menyalurkan sembako beserta kebutuhan lainnya. Bantuan itu berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan TP PKK,


"Antar kepada daerah telah sepakat kalau ada musibah, siap membantu daerah itu," katanya. 


Pemkab Agam juga mendirikan posko di Padang Tarok, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, untuk warga Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman yang menjadi korban gempa bumi. 


Posko itu didirikan setelah sekelompok korban datang ke lokasi itu untuk mengungsi dan jumlah warga Malampah yang mengungsi mencapai sekitar 862 jiwa dari 230 kepala keluarga. 


Dengan kondisi itu, ia memastikan alasan warga mengungsi ke Padang Tarok dengan jarak sekitar 15 kilometer. 


"Saya telah mengunjungi lokasi rumah korban dan berdiskusi dengan korban di lokasi pengungsian Padang Tarok, mereka mengungsi dengan alasan daerah itu lebih aman," katanya. ***3***





 

Pewarta : Yusrizal
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024