Jakarta, (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, terkoreksi dipicu pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat The Fed soal pengurangan stimulus atau tapering.

Rupiah dibuka melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.330 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.313 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini karena pernyataan pejabat The Fed semalam soal kemungkinan tapering," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Tadi malam dalam suatu acara daring di AS, Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida mengungkapkan peluang tapering akan terjadi pada akhir tahun.

Menurut Ariston, tapering yang dilakukan bank sentral akan mengurangi likuiditas sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS.

"Selain itu, kekhawatiran pasar soal kasus COVID-19 juga masih menjadi salah satu faktor penekan rupiah dan nilai tukar emerging lainnya," ujat Ariston.

Jumlah kasus harian COVID-19 di tanah air pada Rabu (4/8) kemarin, mencapai 35.867 kasus baru sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,53 juta kasus.

Sementara jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.747 kasus sehingga totalnya mencapai 100.636 kasus.

Meski demikian, sebanyak 2,9 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 524.011 kasus.

"Di sisi lain, bila data PDB kuartal kedua Indonesia melebihi ekspektasi ekonom 6,5 persen year on year, ini bisa menahan laju pelemahan rupiah hari ini," kata Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.350 per dolar AS dengan potensi support Rp14.300 per dolar AS.

Pada Selasa (3/8) lalu, rupiah ditutup menguat 81 poin atau 0,56 persen ke posisi Rp14.342 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.423 per dolar AS.


 

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024