Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat akan mengaktifkan kembali Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Kecil Menengah yang memiliki aset mesin peralatan tenun modern, namun saat ini tidak beroperasi karena sejumlah kendala.

Langkah awal untuk mengaktifkan kembali UPTD IKM tersebut dimulai dengan peninjauan ke lokasi tersebut oleh Wali Kota Deri Asta, Wakil Walikota Zohirin Sayuti bersama sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Rabu, di UPTD yang terletak di Desa Muaro Kalaban, Kecamatan Silungkang .

Dari keterangan teknisi mesin terkait, diketahui bahwa banyak mesin yang penggunaannya tidak efektif serta biaya operasional produksi juga sangat tinggi, dua hal itulah yang menjadi kendala utama sehingga kegiatan operasional dihentikan.

Menanggapi hal itu, Deri Asta langsung mengambil langkah - langkah agar operasional UPTD tersebut dapat berjalan kembali. Jika tidak, imbuhnya sangat disayangkan kembali mengingat sebenarnya mesin - mesin yang ada tersebut sudah modern dan bernilai potensial besar sekali dalam menunjang produksi kain tenun.

"Karena itu, Pemkot akan melakukan perbaikan, penggantian dan penambahan berbagai mesin serta item pendukung kinerja produksi lainnya supaya UPTD ini dapat aktif kembali. Kalau bisa, secepat mungkin, jadi kita coba masukkan anggarannya di Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019 ini," sebutnya.

Memastikan hal itu, Deri Asta menginstruksikan kepada Diskoperindag agar bergerak cepat melakukan inventarisir peralatan apa yang perlu diperbaiki, diganti atau ditambah. Kemudian juga melakukan field study untuk kelengkapan revisi laporan ke Kementerian terkait.

"Juga kepada Diskoperindag saya minta untuk dilakukan juga penghitungan tentang pangsa pasar bagaimana. Jadi nanti setelah kita perbaiki, kita aktifkan kembali, memang bisa apa yang diproduksi di sini menarik pasar. Ada peningkatan daya beli. Karena dengan memasukkan anggaran ke sini, tentu kita juga berharap ada imbal balik keuntungan yang dapat masuk untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita," tuturnya.

Dalam itu, Kepala Disperindag, Marwan mengatakan bahwa mesin - mesin yang ada di UPTD IKM ini merupakan mesin untuk produksi kain tenun sejak awal pencelupan sampai pada finishing (pengerjaan akhir).

Ia juga menyebut, bahwa dalam mengakali keterbatasan peralatan blower yang selama ini dioperasikan dengan menggunakan gas LPG, namun daya tekanannya rendah, maka ke depan dipertimbangkan untuk menggunakan daya tekanan uap dari bahan bakar batubara.

"Perkiraan awal kita, jika kita butuh daya blower yang lebih besar, maka jika dulu masih menggunakan gas LPG itu tidak relevan lagi. Jadi kita akan mencoba beralih menggunakan tekanan uap yang didapat dari bahan bakar batubara. Ini yang sedang kita kaji lebih rinci bagaimana teknis segala macamnya," terangnya.

Seusai peninjauan di UPTD IKM, rombongan melanjutkan peninjauan ke pabrik tenun Songket Silungkang 'Jembatan Merah'.Di sana, Wali Kota dan rombongan melihat proses produksi tenun songket yang juga menggunakan peralatan mesin.

Rombongan juga menyempatkan diri singgah di Toko Songket INJ dan AINA. Di dua toko tersebut, Wali Kota menanyakan terkait kondisi terkini aktifitas jual beli songket Silungkang. (*)

Pewarta : Taufan Razzak
Editor : Joko Nugroho
Copyright © ANTARA 2024