Jakarta, (Antara Sumbar) - Indonesia dinilai potensial menjadi salah satu negara gastronomi terbesar di dunia dengan berbagai faktor-faktor pendukung yang memungkinkan.
"Potensi dari Indonesia bisa menjadi salah satu negara gastronomi di dunia amat bisa dicapai karena flora fauna kita yang beragam di samping budaya dan warisan kuliner kita," kata Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) Vita Datau Mesakh di Jakarta, Rabu.
Vita mengatakan gastronomi merupakan segala ilmu berkaitan dengan seni kuliner atau makanan yang sangat terkait erat dengan area atau tempat, identitas, dan budaya.
"Kini dapat melihat gastronomi melalui sudut pandang foodscape (food &landscape). Dengan sudut pandang ini, kita mendapatkan gambaran sosial, budaya, politik, ekonomi atau sejarah yang terlihat melalui makanan," katanya.
Menurut dia, belakangan ini ada peningkatan minat manusia untuk mengunjungi bermacam-macam tempat di berbagai belahan dunia serta keinginan untuk mempromosikan sebuah area dan identitas makanannya untuk kebutuhan komersial dan pariwisata.
"Upaya untuk menjual dan mempromosikan segala aspek makanan di sebuah area memerlukan kreativitas antara lain dalam pengembangan produk, proses dan pemasaran terutama kreativitas dalam menciptakan pengalaman bersama makanan. Dalam konteks ini, bidang pariwisata utamanya wisata gastronomi merupakan pemicu kendaraan dan outlet yang sangat baik," katanya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya membuka sekaligus memberi sambutan pada acara Dialog Gastronomi Nasional ke-2 dan Promosi Kuliner Wakatobi yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta.
"Kita bisa mereplikasi cara Amerika Serikat dalam mengkreasi, menginkunasi, dan mengkomersialisasi sesuatu misalnya digital.
Cara AS bekerja dalam satu ekosistem yakni melahirkan start up digital di negaranya," kata Arief.
Ia meyakini bangsa ini bisa menang secara global di industri kreatif dengan melihat fakta bahwa Indonesia selama ini selalu menempati posisi 21 besar dalam berbagai event kebudayaan dunia.
Menurut dia, Indonesia memiliki berbagai nilai budaya yang dapat dikomersialkan sekaligus, termasuk di dalamnya kuliner.
Sayangnya sampai sejauh ini, ia menganggap Indonesia tidak mempunyai sesuatu yang diunggulkan karena tidak memiliki keberanian untuk menentukan termasuk dalam hal kuliner.
"Indonesia tidak punya makanan nasional, kalau Vietman ada pho, Thailand punya tom yam, Korsel punya kimchi. Setiap negara punya sesuatu yang diunggulkan kita terlampau banyak sehingga tidak berani ambil keputusan namun saya putuskan saja mohon diterima yakni Soto. Soto banyak ini ragamnya, kita harapkan soto akan identik dengan Indonesia," kata Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menyambut baik diselenggarakan kegiatan Dialog Gastronomi Nasional ke-2 dan Promosi Kuliner Wakatobi dalam memajukan wisata kuliner Indonesia yang dalam portofolio bisnis pariwisata nasional memiliki porsi yang besar untuk menarik wisatawan.
Arief Yahya menjelaskan, gastronomi mempunyai peran penting dalam industri pariwisata karena sebagian besar pengeluaran wisatawan untuk kuliner atau makanan dan minuman, selain komponen tiket pesawat, menginap di hotel, dan belanja souvernir.
Selain itu kuliner juga menjadi daya tarik kuat untuk mendatangkan wisatawan.
"Misalnya, event festival kuliner menjadi andalan Batam untuk menarik wisatawan cross-border dari Singapura dan Malaysia,¿ kata Menpar Arief Yahya.
Kegiatan Dialog Gastronomi Nasional ke-2 diselenggarakan Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) bekerja sama dengan Kemenpar ini dijadikan sebagai forum diskusi dan saling berbagi pengalaman dalam rangka membangun landasan penting gastronomi Indonesia terkait dengan pariwisata.
Sedangkan Promosi Kuliner Wakatobi sebagai upaya mempromosikan destinasi Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang ditetapkan pemerintah sebagai satu di antara 10 destinasi prioritas yang dikembangkan sebagai "Bali Baru".
Pada kesempatan itu juga diluncurkan Promosi dan Lomba Kuliner Wakatobi yang selama ini dikenal bukan saja karena daya tarik wisata baharinya, tapi juga kuliner belakangan ini mulai banyak dieksplorasi para traveller.
Mereka mulai mengenal sajian kuliner seperti Kasoami (kukusan singkong sebagai makanan pokok dan sumber kabohidrat), Kukure (landak laut dikukus tanpa bumbu jadi protein hewani).
Cara mengolahnya yakni seluruh isi atau daging landak laut dikumpulkan dalam cangkang yang telah dibersihkan kemudian dikukus ataupun dibakar dengan api kecil atapun Kosea No-kaudafa atau sayur daun kelor, sambal dabu-dabu, dan kentanidole alias nugget ikan.
Promosi melalui kuliner ini diharapkan membantu Wakatobi lebih dikenal wisatawan di dalam negeri dan luar negeri.
Kegiatan promosi kuliner Wakatobi dimeriahkan dengan perlombaan memasak yang diikuti peserta siswa SMK Pariwisata dan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) di Jakarta untuk memperebutkan juara1, 2, dan 3 serta dinilai para juri dari kalangan chef terkenal antara lain Marco Lim, Eddrian Tjhia, dan Sisca Soewitomo maupun tim AGI.
Sejumlah menu yang dilombakan antara lain sup ikan parende, kasoam, dan karasi. (*)