Lombok Timur (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari akibat banjir bandang yang menerjang wilayah itu pada Sabtu (18/11) malam.

"Tanggap darurat ini mulai berlaku dari 18 Nopember hingga 24 Nopember 2017," kata Kepala BPBD NTB H Muhammad Rum, Minggu.

Untuk memudahkan evakuasi dan pendataan warga termasuk pendirian dapur umum, telah dibentuk posko tanggap darurat yang berada di Kantor Camat Keruak.

"Saat ini, kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah makanan, air bersih, selimut, tenda dan terpal," ucapnya.

Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (18/11) malam tersebut, menyebabkan dua orang menjadi korban, yakni Wasila Cantika (9) meninggal akibat tertimpa bangunan roboh dan Rozi Gozali (16) meninggal akibat hanyut terbawa banjir.

"Jenazah kedua korban meninggal sudah ditemukan oleh petugas SAR," ujarnya.

Selain menyebabkan dua orang meninggal dunia, banjir bandang juga menyebabkan 367 rumah menjadi rusak, meliputi 125 rumah rusak berat, 223 rumah rusak sedang, 19 rumah rusak ringan, 14 jembatan rusak, dan 1 masjid rusak.

"Banjir juga menyebabkan 643 KK atau lebih dari 2.280 jiwa terdampak langsung dari banjir bandang," tuturnya.

Rum mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lombok Timur disebabkan akibat tingginya intensitas hujan, sehingga menyebabkan dua buah embung di bagian bawah dari Bendungan Pandandure meluap sehingga menimbulkan banjir bandang.

Selain itu buruknya drainase dan kerusakan ekosistem sungai memicu terjadinya banjir bandang yang menerjang permukiman dan lahan pertanian di daerah Lombok Timur.

"Ada 15 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur yang terdampak banjir bandang," jelasnya.

Empat kecamatan di Kabupaten Lombok Timur meliputi Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Sakra dan Kecamatan Sakra Barat. Daerah yang paling parah mengalami banjir adalah Kecamatan Keruak yang meliputi 10 desa yakni Desa Setungkeplingsar, Selebung Ketangge, Ketapang Raya, Ketangge Jeraeng, Batu Putik, Sepit, Senyiur, Mendana Raya, Batu Rampes, dan Bintang Oros.

Dampak banjir bandang di Desa Sepit Kecamatan Seruak mengakibatkan 15 rumah rusak berat, 65 rumah rusak sedang, 15 rumah rusak ringan, dan 4 jembatan rusak. Sedangkan di Desa Senyiur, banjir bandang merusak 47 rumah rusak berat, 25 rumah rusak sedang, dan 2 jembatan rusak.

"Area yang terdampak banjir bandang cukup luas dan menyebar. Bahkan, luapan air dan lumpur menggenangi akses jalan raya," ucapnya.

Meski banjir bandang sudah surut. Namun, hujan masih sering turun di lokasi banjir. 

Pewarta: Nur Imansyah A
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017