PT Rekayasa Industri Perkuat Proyek Panas Bumi

id PT Rekayasa Industri Perkuat Proyek Panas Bumi

Jakarta, (ANTARA) - PT Rekayasa Industri mempertegas komitmennya untuk menggarap proyek-proyek pembangkit listrik panas bumi sejalan dengan potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia. Siaran pers PT Rekind di Jakarta, Selasa, menyebutkan sejak 1993 Rekind sudah terlibat dalam pengembangan dan pembangunan PLTP, dimulai dari hanya pengerjaan konstruksi hingga akhirnya menangani engineering, procurement dan construction (EPC) secara terintegrasi. "Dalam kurun waktu tersebut Rekind sudah membangun 12 buah PLTP dan di masa depan mentargetkan pembangunan 43 PLTP dalam program pembangkit listrik 10.000 MW tahap dua," kata Direktur Operasional Rekind Dharma Balen. Menurutnya, dengan pengalaman dan rekam jejak seiring kapitalisasi dari segenap pengetahuan dari tenaga SDM yang dimiliki, Rekind optimis bisa memberikan kontribusi yang terbaik dalam pengembangan industri panas bumi dan sekaligus menjawab tantangan ketahanan energi nasional di masa datang. Menurutnya, pengembangan potensi panas bumi mendapat momentum yang tepat saat ini, terdorong kesadaran semakin pentingnya memperluas dan memanfaatkan sumber energi yang bersih dan ramah terhadap lingkungan. "Indonesia memiliki peranan besar untuk memanfaatkan kesempatan ini. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dalam bentuk panas bumi sungguh besar nilainya. Tidak kurang dari 40 persen dari total energi panas bumi dunia berada di Tanah Air," katanya. Pengolahan sumber daya listrik dari energi geothermal menjadi energi listrik telah dilakukan dan terus dikembangkan di Tanah Air termasuk dalam proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap dua yang akan membangun 43 PLTP dengan kapasitas 4.925 MW. Rekind saat ini tengah mengembangkan proyek investasi panas bumi yang dimilikinya yaitu WKP Cisolok Sukarame dan IPP Mamuju. Sementara 12 PLTP yang turut dibangun Rekind antara lain Gunung Salak Geothermal Power Plant, Sarulla Unoval, Dieng Geothermal Power Plant, Lahendong II Geothermal Plant dan Kamujang Unit 4 Power Plant. (*/sun)