Status Waspada Gunung Kerinci Tidak Mengganggu Masyarakat

id Status Waspada Gunung Kerinci Tidak Mengganggu Masyarakat

Status Waspada Gunung Kerinci Tidak Mengganggu Masyarakat

Gempa vulkanik Gunung Kerinci terjadi empat sampai tujuh kali dalam sehari, namun tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

Padang Aro, (Antara) - Sejak status Gunung Kerinci ditingkatkan menjadi waspada hingga sekarang belum mengganggu kegiatan masyarakat baik di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat maupun di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Kepala Pos Pemantau Aktivitas Vulkanologi Gunung Kerinci Indra Saputra di Padang Aro, Senin, mengatakan peningkatan status Gunung Kerinci menjadi waspada aktivitas masyarakat di dua kabupaten yang berdekatan dengan gunung masih normal. "Masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gunung Kerinci tidak terganggu dengan peningkatan status gunung menjadi waspada," katanya. Dia mengatakan, sekarang gempa vulkanik dari Gunung Kerinci terjadi empat sampai tujuh kali dalam sehari. "Sedangkan untuk hembusan asap hitam maupun bahan berbahaya lainnya belum ada hingga sekarang, sehingga masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa," katanya. Akan tetapi katanya, aktivitas masyarakat pada radius tiga kilometer dari kawah memang dilarang. Untuk letusan kecil di kawah gunung masih normal karena Gunung Kerinci merupakan salah satu gunung api aktif. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan Hamudis, mengatakan hingga sekarang masyarakat di daerah itu masih melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak ada yang terganggu. Untuk masyarakat di Solok Selatan, katanya, berjarak lebih dari tiga kilometer dari kawah Gunung Kerinci sehingga tidak ada yang terganggu. "Namun demikian kita tetap mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitaran kaki Gunung Kerinci untuk waspada," katanya. Salah seorang warga di Jorong Kampuang Malus Nagari Lubuak Gadang Timur Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan Zal (38) mengatakan jika pada Minggu malam memang terdengar letusan kecil di puncak Gunung Kerinci sekitar 10 kali. "Namun kami tidak terganggu dengan itu dan tetap menjalankan aktivitas bertani setiap hari," katanya. (**/rik)