Teror Bom Vihara Adu Domba Umat Beragama

id Teror Bom Vihara Adu Domba Umat Beragama

Jakarta, (Antara) - Teror ledakan bom di Vihara Ekayana Arama Indonesia Buddhist Center di Kepa Duri, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu malam, bisa mengadu domba umat beragama yang sedang beribadah, kata seorang pengamat. "Di dalam vihara itu, umat Buddha sedang melaksanakan kebaktian sedangkan di lingkungan sekitar warga bersiap sholat Isya yang dilanjutkan sholat Tarawih selepas berbuka puasa di bulan Ramadhan ini," kata Direktur Litbang Bina Mulya Indonesia Miqdad Husein di Jakarta, Senin, menanggapi peristiwa ledakan bom di vihara yang terletak di Jalan Mangga II Nomor 8 RT/RW 8 Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat. Ia berharap aparat kepolisian dapat secepatnya mengungkap dan menangkap para pelakunya serta menuntaskan kasus itu sehingga dapat diketahui motif mereka melakukan peledakan bom tersebut. "Mereka yang terbukti terlibat harus ditindak tegas," katanya. Ia menambahkan tindakan itu telah mengotori suasana kekhusyukan umat Buddha yang sedang beribadah dalam vihara itu dan umat Islam di sekitar lingkungan tersebut yang sedang bersiap sholat Isya dan Tarawih. "Terlebih peristiwanya saat umat Muslim juga sedang mempersiapkan menyambut Idul Fitri yang tinggal beberapa hari," katanya. Bila menengok pada beberapa peristiwa sebelumnya, kata Miqdad, kasus ledakan bom serupa pernah terjadi di tengah suasana perayaan hari besar keagamaan, termasuk yang terjadi di beberapa tahun lalu saat malam natal di sejumlah gereja. Ia tidak memungkiri anggapan bahwa peristiwa ledakan tersebut juga merupakan stigmatisasi atau pelekatan citra negatif kepada diri seseorang oleh lingkungan tertentu. Sementara itu Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto menuturkan petugas kepolisian masih mendalami peristiwa ledakan bom tersebut berdasarkan olah tempat kejadian dan alat bukti yang ditemukan di lokasi ledakan. Rikwanto belum dapat memastikan motif pelaku meledakkan bom di Vihara Ekayana, termasuk dugaan kaitannya dengan teroris global, lokasi maupun hubungannya dengan kasus yang terjadi sebelumnya demonstrasi di Kedutaan Myanmar untuk Indonesia. Pihak kepolisian menduga pelaku menyimpan dua paket bom yang dibungkus plastik hijau dan kuning di sekitar pintu masuk dan keluar Vihara Ekayana tetapi hanya satu yang meledak. Benda diduga bom tersebut ditaruh dalam sebuah tas plastik warna hijau, sementara yang lain diletakkan dalam sebuah tas plastik warna kuning dan tidak meledak. Petugas memperkirakan bom yang memiliki daya ledak rendah (low explosive) itu dikendalikan menggunakan telepon selular. Ledakan tersebut mengakibatkan tiga orang menderita luka-luka, antara lain Elisa dan Ling Ling pada telinga serta Rice pada tangan. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komjen Pol Sutarman belum dapat memastikan apakah pengeboman di rumah ibadah tersebut berkaitan dengan aksi terorisme, namun peristiwa tersebut diindikasikan menimbulkan keresahan terhadap masyarakat. "Itu persoalan yang harus kami ungkap," kata Sutarman.(*/sun)