BPOM Ajarkan Pramuka Kenali Zat Berbahaya

id BPOM

BPOM Ajarkan Pramuka Kenali Zat Berbahaya

Ratusan anggota pramuka mengikuti perkemahan keamanan pangan di Bumi Perkemahan Padang Besi, Kota Padang. (Ist)

Padang, (Antara Sumbar) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang membekali ratusan pramuka di provinsi itu cara mengenali pangan berbahaya lewat "training of trainer" perkemahan keamanan pangan yang digelar di Padang pada 17-19 November 2017.

"Secara garis besar ada empat zat berbahaya yang dilarang dicampurkan ke dalam bahan pangan, yaitu formalin, boraks, rodamin dan metanil yelow," kata instruktur BPOM Padang Asrianto di Padang, Sumatera Barat, Minggu.

Ia menyampaikan hal itu di hadapan peserta perkemahan keamanan pangan dengan tema "Bekerja Sama Menuju Indonesia Pangan Aman dan Sehat" yang digelar di Bumi Perkemahan Padang Besi atas kerja sama BPOM Padang dengan Kwartir Daerah 03 Pramuka Sumbar.

Ia menjelaskan ciri makanan yang mengandung boraks terlihat lebih segar dan cerah serta ketika dimakan terasa kenyal.

Cara untuk mengenalinya cukup sederhana, makanan yang mengandung boraks biasanya warnanya akan lebih mencolok dan terlihat cerah, kata dia.

Menurutnya jika hal tersebut dikonsumsi akan membahayakan karena mengandung zat kimia yang dapat merusak tubuh.

Ia menyampaikan, salah satu motif pedagang menggunakan boraks untuk menambah rasa menjadi lebih enak dan tampilannya lebih awet.

Sementara, ciri makanan yang mengandung Rhodamin B warnanya lebih mencolok dari makanan sejenis lainnya.

Jenis penganan yang perlu diwaspadai dan patut diduga mengandung Rhodamin B berupa kerupuk merah, cendol delima, kolang kaling, kolak dan lainnya, ujarnya.

Cara untuk mengenalinya adalah dengan memperhatikan warna yang lebih mencolok dan terlihat cerah dibandingkan makanan yang menggunakan pewarna khusus makanan, kata dia.

Sementara untuk formalin saat ini sudah jarang dipakai dan biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan agar lebih segar.

Sedangkan metanil yelow merupakan pewarna tekstil yang juga kerap digunakan pedagang untuk pewarna makanan sehingga makanan terlihat kuning mencolok.

Kepala BPOM Padang M Suhendri mengatakan pihaknya memiliki keterbatasan dalam melakukan pengawasan obat dan makanan. Untuk itu pihaknya menggandeng pramuka karena mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Setelah mereka dilatih para anggota pramuka ini juga bisa memberikan pemahaman kepada penjual makanan tentang jajanan yang aman, katanya.

Ketua Kwarda 03 Pramuka Sumbar Yulius berharap para pramuka yang menjadi peserta perkemahan bisa menjadi ujung tombak dalam mengampanyekan pentingnya keamanan pangan di lingkungan masing-masing.

Dalam rangkaian acara perkemahan diisi dengan kegiatan sosialisasi obat dan makanan, pelatihan keamanan pangan, hingga perlombaan tarian sadar pangan. (*)