35.000 Tagana Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem

id Mensos

35.000 Tagana Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (tengah) melakukan penyematan kepada perwakilan peserta pelatihan dalam pembukaan Pelatihan Penjenjangan Tagana Madya di Tagana Training Centre, Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/7). Pelatihan Penjenjangan Tagana Madya Angkatan I dan II bidang search and rescue serta Pemantapan TOT Dukungan Psikososial diikuti 120 peserta dari 34 propinsi di Indonesia. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama/17.)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Kementerian Sosial menyiagakan 35.766 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) karena semakin meningkatnya intensitas curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia.

"Tagana selalu siap diterjunkan kapanpun dibutuhkan. Maksimal satu jam setelah kejadian harus sudah berada di lokasi," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/11).

Dia mengatakan Tagana yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut siap dikerahkan guna membantu evakuasi dan penanganan korban bencana alam akibat cuaca ekstrem.

Selain Tagana, juga telah siap sahabat Tagana yang kini berjumlah 63.140 orang.

Khofifah mengungkapkan Tagana yang disiagakan Kemensos tidak sekedar memiliki kemampuan evakuasi saat bencana, namun juga layanan psikososial. Kurang lebih terdapat sebanyak 7.040 orang Tagana Psikososial.

"Untuk para korban juga ada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan trauma healing dan trauma konseling, lewat layanan dukungan psikososial tersebut," ujarnya.

Khofifah mengatakan bencana yang kerap terjadi setiap kali musim penghujan antara lain banjir, angin puting beliung, longsor dan rob.

Ia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam. Sekitar 71 kabupaten di antaranya termasuk zona merah. Ke-71 zona merah itu menjadi prioritas penanggulangan bencana bagi Kementerian Sosial.

Selain itu, tercatat sepanjang 2016 terdapat 2.171 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia disebutkan jumlah korban meninggal mencapai 567 jiwa, 489 jiwa luka-luka, 2.770.814 mengungsi dan 23.628 unit rumah rusak ringan dan 5.750 unit rusak berat.

Khofifah berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan sensitifitas yang tinggi serta tanggap dan bertindak cepat jika bencana alam melanda wilayahnya.

Terkait pemenuhan logistik, Khofifah mendorong Pemda tidak menunda mengeluarkan surat keputusan (SK) tanggap darurat untuk mempermudah akses penyaluran bantuan terhadap korban bencana khususnya terkait cadangan beras pemerintah yang syarat mengeluarkannya harus melalui penerbitan SK Tanggap Darurat. (*)