Basapa, Jamaah-Syatariyah Penuhi Makam Syeh Burhanudin

id BASAPA

Basapa, Jamaah-Syatariyah Penuhi Makam Syeh Burhanudin

Sejumlah jamaah Syattariyah membaca Al-Quran di samping makam Syekh Burhanuddin di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Rabu (15/11). (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M S)

Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Jamaah Syatariyah dari pelbagai daerah memenuhi kawasan makam Syekh Burhanuddin di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat guna melaksanakan tradisi "basapa" yang digelar satu kali setahun.

"Basapa adalah ziarah ke makam Syekh itu yang merupakan tokoh yang berjasa menyebarkan agama Islam ke Minangkabau," kata Qadi Nagari Ulakan, Ali Imran saat pelaksanaan Sapa Ketek atau Kecil di Ulakan Tapakis, Rabu (15/11).

Basapa diselenggarakan hari Rabu di atas 10 Safar yang merupakan tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin pada 1111 hijriah.

Dalam pelaksanaannya tradisi Basapa diselenggarakan dua kali yaitu Sapa Gadang atau besar dan Sapa Ketek atau kecil yang pelaksanaannya sama-sama hari Rabu.

Sapa Gadang yaitu hari wafatnya Syekh Burhanuddin yang diselenggarakan pada Rabu pertama sedangkan Sapa Ketek yaitu peringatan tujuh hari wafatnya ulama yang menyebarkan ajaran Syattariyah diselenggarakan hari rabu berikutnya.

Dari Rabu pertama ke Rabu berikutnya peziarah akan terus berdatangan ke makam untuk berzikir, membacakan tahlil dan tahmid serta mendoakan Syekh Burhanuddin.

"Meskipun di hari biasa para jamaah juga sering datang namun jumlahnya tidak sebanyak sekarang," ujarnya.

Saat tradisi basapa jamaah yang datang dari Rabu hingga Rabu berikutnya bisa mencapai ribuan karena datang berombongan dan silih berganti.

"Namun kunjungan terbanyak yaitu pada malam hari," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang jamaah Syattariyah asal Kota Padang, Bujang mengatakan ia datang bersama-sama dengan jamaah lainnya.

"Kami datang sejak pukul 11.00 WIB tadi dan rencananya akan kembali ke Padang usai Shalat Subuh besok," lanjut dia.

Ia mengatakan dirinya beserta jamaah lainnya setiap tahun mengikuti tradisi basapa karena ingin medoakan Syekh Burhanuddin dari dekat. (*)