Padang Percepat Pembangunan Infrastruktur Pengendalian Banjir

id banjir kanal

Padang Percepat Pembangunan Infrastruktur Pengendalian Banjir

ANTISIPASI BANJIR PADANG Alat berat melakukan pengerukan tanah dan lumpur disepanjang Sungai Nanggalo, Padang, Sumbar, Selasa (17/10). Pengerukan tersebut untuk mencegah pendangkalan sungai guna mengantisipasi banjir saat memasuki musim hujan. ANTARA SUMBAR/Adi Prima/Maril/17

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, fokus memperkuat infrastruktur pengendali banjir melalui pembangunan banjir kanal dan pemerataan drainase di wilayah rawan bencana.

"Persoalan banjir selalu menjadi prioritas kami setiap waktu, dari infrastruktur yang ada dinilai belum optimal mencegah dampak lebih besar bencana tersebut," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah di Padang, Selasa.

Sebagai langkah awal, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian PU-PR terkait pembangunan infrastruktur tersebut.

Hasilnya telah ada kesepakatan untuk pemberian bantuan pembangunan kepada Padang terkait beberapa infrastruktur antara lain banjir kanal dan saluran drainase air.

Untuk banjir kanal, Padang akan mendapat bantuan Kemen PU-PR berupa normalisasi Sungai Batang Kandis pada 2019, Pembuatan Masterplan Drainase Primer pada 2018 dan tahun ini berupa pengerukan Sungai Batang Arau.

Di samping tiga bantuan itu, pihaknya juga mengajukan pembangunan saluran drainase primer dari arah utara ke selatan di sepanjang jalan By Pass.

Menurut rencana pembangunan drainase itu akan sejalan dengan penyelesaian jalur dua By Pass.

"Secara total untuk infrastruktur pengendalian banjir di Padang membutuhkan biaya Rp1 Triliun," katanya.

Untuk memenuhi itu pihaknya tetap mengalokasikan dana lewat APBD namun bantuan pusat jelas dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

Di samping itu pihaknya juga membuka secara lebar bagi masyarakat yang ingin berinvestasi terkait mitigasi banjir di Padang tersebut.

"Mengingat hujan ekstrem kerap terjadi, peluang terjadi banjir cukup besar untuk itu pembangunan infrastruktur pengendalinya perlu disegerakan," tambahnya.

Sementara itu pengamat lingkungan hidup dari Universitas Andalas Dr Ardinis Arbain menilai untuk mengendalikan banjir di Padang perlu penataan ulang dari kota.

Menurut dia ada beberapa segmen di kota yang telah menyalahi aturan sehingga menyebabkan dampak banjir semakin besar.

Misalnya betonisasi jalan tetap harus menyediakan saluran air yang terbuka, guna memudahkan aliran air saat terjadi hujan lebat. (*)