Agar Mampu Bersaing, UMKM Sumbar harus Kuasai Teknologi Informasi

id UMKM

Agar Mampu Bersaing, UMKM Sumbar harus Kuasai Teknologi Informasi

(ANTARA TV SUMBAR)

Padang, (Antara Sumbar) - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sumbar, harus menguasai teknologi informasi, disamping membenahi kemasan produk agar bisa bersaing dalam pasar ASEAN.

"Secara produk, terutama kerajinan dan kuliner, UMKM Sumbar sudah pasti bisa bersaing. Tinggal memperbaiki kemasan dan penerapan teknologi informasi," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Senin (30/10).

Ia menyebutkan itu saat memberikan sambutan dalam kegiatan Penguatan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) guna Menunjang Perkembangan UMKM Pariwisata dalam Rangka Memanfaatkan Ekonomi ASEAN di Padang.

Dua produk tersebut bisa menjadi pendukung pariwisata daerah yang sedang berkembang dan menjadi fokus pengembangan pemerintah setempat.

"Pariwisata tidak bisa jalan sendiri. Harus didukung oleh berbagai sektor. Salah satunya produk kerajinan dan kuliner dari UMKM," kata dia.

Selain itu, pelaku UMKM Sumbar juga harus memiliki kreativitas untuk menciptakan produk yang berbeda dengan produk lain di luar Sumbar atau negara lain, agar memiliki daya saing.

Ia juga menyinggung ketersediaan tenaga kerja untuk menunjang pengembangan UMKM dan pariwisata, terutama yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diharapkan bisa siap pakai setamat sekolah.

"Untuk hal ini, kami butuh masukan dari semua pemangku kepentingan. Tenaga kerja seperti apa yang dibutuhkan sektor pariwisata dan penunjangnya. Apa yang kurang dari tenaga kerja Sumbar, terutama lulusan sekolah lokal. Secara bertahap akan kita perbaiki," kata dia.

Kalaupun secara kurikulum tidak bisa dimasukkan perubahan untuk memperbaiki kualitas dan kebutuhan dunia kerja itu, akan dimasukkan dalam Balai Latihan Kerja (BLK).

"Kita latih lulusan sekolah di Sumbar agar kemampuannya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, terutama pariwisata," tambah dia.

Kegiatan itu juga diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), ASITA, PHRI dan ASATI. (*)