Berikut Kawasan Hutan di Agam yang Rawan Terbakar

id KEBAKARAN HUTAN

Berikut Kawasan Hutan di Agam yang Rawan Terbakar

Pemadam kebakaran berjuang memadamkan api pada kebakaran yang terjadi di Santa Rosa, California, Amerika Serikat, Sabtu (14/10/2017). (REUTERS/Jim Urquhart)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Kabupaten Agam, Sumatera Barat, meningkatkan patroli di daerah hutan dalam mengantisipasi kebakaran saat kondisi cuaca kemarau yang melanda daerah itu.

Kawasan Hutan Cagar Alam yang rawan kebakaran berada di Nagari Batu Kambing, Kecamatan Ampek Nagari. Hutan Cagar Alam di Batu Kambiang, pernah terbakar beberapa tahun silam.

"Patroli itu kami lakukan di seluruh kawasan hutan yang ada di Agam," kata Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Khairil Ramadhan di Lubukbasung, Rabu.

Saat patroli, tim dari BKSDA juga memberikan sosialisasi kepada warga agar tidak melakukan pembakaran di sekitar hutan.

"Sosialisasi ini telah kita lakukan kepada warga mengingat kondisi cuaca di Sumbar dalam keadaan kemarau yang berpotensi kebakaran," katanya.

Selain melakukan patroli, BKSDA Resor Agam juga memantau titik panas yang terjadi di daerah itu melalui Satelit Terra Aqua.

Pemantauan itu dilakukan setiap hari dan apabila ada titik panas di wilayah Agam, maka langsung ditindak lanjuti ke lokasi.

"Kita langsung turun ke lapangan untuk melihat sumber titik panas itu," katanya.

Kepala Petugas BMKG Ketaping Kabupaten Padangpariaman, Budi Samiadji menyebutkan, BMKG Ketaping mendeteksi sebanyak 15 titik panas (hotspot) di Sumbar pada Rabu (25/10).

"Berdasarkan pantauan Sensor Modis atau Satelit Terra Aqua terdeteksi enam titik panas dengan kepercayaan di atas 80 persen dan sembilan lainnya di atas 60 persen," katanya.

Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terdapat di Kecamatan Kapur IX dan Harau Kabupaten Limapuluh Kota.

Selanjutnya masing-masing satu titik di Sangir Batang Hari dan Sangir Balai Janggo Kabupaten Solok Selatan, di Pesisir Selatan Kecamatan Sutera dan Pancung masing-masing satu.

Kemudian titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 80 persen terdapat di Kecamatan Kapur IX Kabupaten Limapuluh Kota satu titik, Solok Selatan satu titik, Pesisir Selatan sebanyak tujuh titik.

Untuk itu Budi mengimbau semua pemangku kepentingan agar mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di beberapa daerah tersebut.

"Potensi Karhutla disebabkan oleh cuaca Sumbar cenderung cerah berawan karena kondisi curah hujan yang masih minim, suhu maksimum yang tinggi serta kelembaban yang rendah," ujarnya.

"Secara umum wilayah Sumbar masih cenderung cerah hingga berawan dengan suhu 32 derajat celsius dan kelembapan minimum mencapai 50 persen," ujar Budi.

Selain itu potensi angin kencang maksimum 30-35 kilo meter per jam namun tidak terjadi terus menerus yang terjadi di Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan, Mentawai, dan Padang bagian selatan.

Pihaknya meminta masyarakat juga mewaspadai perubahan cuaca mendadak, dan pihaknya akan memperbaharui jika ada perubahan dinamika atmosfir. (*)