Menumbuhkan Kepedulian Sosial Lewat Makan Gratis

id makan gratis

Menumbuhkan Kepedulian Sosial Lewat Makan Gratis

Ilustrasi makan gratis (Antara)

Selepas shalat Jumat, warung nasi di depan Masjid Jihad Kampung Perak, Padang, Sumatera Barat, mulai ramai didatangi pengunjung. Mereka adalah para lelaki yang baru saja usai melaksanakan shalat Jumat.

Tanpa dikomando, setelah memesan menu mereka kemudian duduk di kursi kayu dan meja panjang yang telah disediakan. Karena warung tersebut tepat berada di bawah pohon rindang, udara siang menjadi sejuk ditambah embusan angin sepoi-sepoi membuat santap siang itu kian nikmat.

Satu spanduk berukuran 1 x 4 meter terpampang di gerobak tepat sang empunya warung meletakan beragam menu. "Makan Gratis Setiap Jumat", demikian tulisan yang terdapat pada spanduk tersebut.

Darmis, si pemilik warung, terlihat cekatan menyendok nasi ke piring dan lauk untuk kemudian dihidangkan kepada para pengunjung yang telah menunggu. Ia terus memenuhi permintaan pengunjung untuk menyantap masakan Minang khas kampung tersebut.

Gerakan makan gratis setiap Jumat ini telah berjalan setahun lalu didanai dari para donatur.

Inisiator gerakan Miko Kamal mengatakan gerakan tersebut terinspirasi dari cerita seorang ustadz yang menyaksikan setiap Jumat masyarakat Turki berbagi makanan dengan sesama.

Selain itu makan gratis tersebut juga pengembangan dari gerakan Kopi Dinding yang belum lama ini digagas.

Tujuannya untuk untuk menanamkan jiwa berbagi sehingga tercipta rasa saling peduli terhadap sesama karena saat ini rasa tersebut telah mulai berkurang di masyarakat, katanya.

Ia mengatakan jika rasa tidak peduli terhadap sesama itu dibiarkan maka moral bangsa akan rusak. Oleh karena itu perlu ada contoh konkret membangun kepedulian sesama.

Meskipun tujuan untuk berbagi makanan kepada orang yang tidak mampu, namun siapa saja boleh makan di warung itu karena tujuannya adalah untuk berbagi.

"Siapa saja boleh makan, baik orang kaya maupun orang kurang mampu," ujarnya.

Menurutnya bisa saja ada jamaah yang lupa bawa uang ketika shalat Jumat, lalu ketika perut lapar bisa langsung santap tanpa harus pulang dulu.

Selain itu juga ada orang yang datang dan mencicipi makanan gratis tersebut sekadar ingin membuktikan bahwa warung itu memang menyediakan makanan gratis.

Namun, lanjutnya, setelah itu orang-orang tersebut akhirnya malah menjadi donatur untuk membiayai program makan gratis setiap Jumat tersebut.

"Pada spanduk juga telah terpasang nomor telepon guna mempermudah donatur untuk berdonasi," ujarnya.

Terlepas dari itu, lanjutnya, setidaknya dengan program tersebut dapat membantu pemilik warung tersebut karena selama ini warung itu sepi.

Setiap Jumat rata-rata Miko menyerahkan uang Rp600 ribu kepada pemilik warung untuk 40 porsi makanan dengan lauk yang bervariatif, namun terkadang pemilik warung pun juga menambahkan beberapa porsi sebagai bentuk kepeduliannya.

"Saya berharap program ini dapat diikuti di daerah lain serta dapat meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap sesama," katanya.

Ia menambahkan semenjak program itu diluncurkan sudah ada pengurus masjid lain yang menanyakan cara kerja dari program tersebut karena juga ingin merealisasikan di daerahnya.

Sementara itu, pemilik warung Lapau Nasi Putri Sunyi, Darmis mengatakan setiap Jumat dirinya selalu dibantu oleh istri, anak serta keponakan perempuan untuk melayani pengunjung agar pengunjung tidak kecewa dengan pelayanan yang diberikan.

Ia mengatakan pada saat Shalat Jumat berlangsung istri dan keponakannya menyediakan 40 potong lauk yang diletakkan di piring kecil dan nasi pada mangkuk besar sehingga pengunjung bisa langsung bisa menyantapnya.

"Piring berisi nasi juga juga telah disusun di atas meja," katanya.

Sedangkan ia usai Shalat Jumat bertugas mencuci piring serta menanak nasi agar persediaan selalu ada sehingga tidak mengecewakan pengunjung.

"Pada hari-hari biasa yang berjualan hanya saya dan istri, tapi khusus hari Jumat saya harus meminta bantuan pada anak dan keponakan," katanya.

Ia mengakui program ini membawa berkah karena pada sebelumnya pengunjung tak begitu ramai. Namun sejak adanya gerakan ini warung makan saya jadi laris.

"Biasanya pengunjung yang makan gratis pada hari Jumat akan balik lagi pada hari lain untuk makan di sini," katanya.

Sementara itu salah seorang pengunjung, Khairul Fajri mengatakan ia baru pertama kali mencoba makan gratis di warung itu, padahal sebelumnya temannya sering mangajaknya ke warung itu.

Karena selalu ramai, dia selalu urungkan niat untuk makan di warung itu.

Namun karena penasaran ingin mencoba maka ia menguatkan niat untuk makan di sana dan merasakan sensasi makan gratis di warung itu.

Ia mengatakan nanti juga akan menjadi donatur untuk mendanai makan gratis di warung itu dan bahkan akan membuat warung gratis di daerahnya.

Ada banyak cara untuk menumbuhkan kepedulian kepada sesama mulai dari hal yang kecil dan sederhana namun penuh makna sehingga bisa jadi inspirasi untuk diteladani. (*)